Fortinet dan Perguruan Tinggi Indonesia Cetak Ahli Keamanan Siber Masa Depan


Fortinet pemimpin global dalam keamanan siber yang mendorong konvergensi jaringan dan keamanan, hari ini mengumumkan bahwa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) telah bergabung dengan Program Mitra Akademik (Academic Partner Program).

Program ini menyediakan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber yang diakui industri dari Fortinet, sekaligus mengembangkan kemampuan keamanan siber mereka.
 
MoU yang ditandatangani pada tanggal 12 Juli 2023 ini akan mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk melindungi infrastruktur digital Indonesia sekaligus mengatasi kekurangan tenaga ahli.

“Sebagai pemimpin di bidang keamanan siber, kami berusaha agar orang dapat menggunakan solusi kami dengan mulus dan efektif,” ujar Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia.
 
“Itulah alasan di balik kemitraan kami dengan universitas TIK seperti UMN dalam membentuk tenaga ahli yang mampu melindungi transformasi digital negara ini,” ungkapnya.
 
UMN menjadi lembaga pendidikan terkini di Indonesia yang bergabung dengan Program Mitra Akademik Fortinet Training Institute, yang bekerja sama dengan lembaga akademik dan sekolah di seluruh dunia untuk mengatasi kesenjangan tenaga ahli keamanan siber.
 
Sekitar 300 mahasiswa diharapkan dapat memetik manfaat dari program ini selama tahun akademik pertama kemitraan. Mereka akan memulai program pada Level 4 NSE (Network Security Expert) dengan kesempatan untuk menjelajahi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karir mereka.
 
Instruktur bersertifikat akan menyelenggarakan program pelatihan dan sertifikasi, yang terdiri dari kombinasi kursus berbasis mandiri dan bimbingan instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan praktis dan pengalaman langsung.
 
Kurikulum tersebut diklaim dapat menghasilkan lulusan berkualifikasi tinggi dengan keahlian keamanan siber untuk membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional.
 
Indonesia sedang menghadapi tantangan kesenjangan tenaga ahli yang signifikan di bidang keamanan siber akibat meningkatnya frekuensi serangan siber. Survei terbaru oleh Fortinet mengungkap lonjakan jumlah perusahaan yang mengalami pelanggaran, dengan 94% melaporkan insiden dalam setahun terakhir.
 
66% perusahaan  melaporkan bahwa mereka menghabiskan lebih dari USD 1 juta untuk memulihkan kerusakan. Akibatnya, 87% dewan direksi Indonesia sedang secara aktif mencari cara untuk memperluas tim keamanan TI mereka.
 
“Melengkapi generasi muda kami dengan keahlian dan pengetahuan keamanan siber yang banyak dicari akan membuat Indonesia mampu melindungi infrastruktur digital dengan lebih baik,” kata Dekan Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Niki Prastomo.
 
“Kami menyambut hangat kolaborasi dengan Fortinet untuk memanfaatkan pelatihan mereka yang telah memperoleh penghargaan, seiring kerja sama kami untuk memajukan karier di antara bidang-bidang lain dalam pengembangan tenaga kerja di bidang keamanan siber,” tandasnya.

Comments