Serangan siber juga bisa menyerang antar negara dengan menghancurkan infrastruktur dan mencuri uang.
Bahkan, kelompok hacker mematikan di dunia Lazarus diduga terafiliasi dengan Korea Utara yang ketahuan merampok banyak uang kripto tahun lalu.
Lembaga pengawas risiko sistemik Uni Eropa (ESRB) meminta semua negara-negara Uni Eropa harus meningkatkan kewaspadaan dan anggaran belanja untuk memperkuat pertahanan siber untuk mengantisipasi setiap serangan siber terutama infrastruktur keuangan di negaranya.
"Infrastruktur keuangan sangat rentan diserang serangan siber. Apalagi krisis perang Rusia - Ukraina yang menggunakan berbagai macam senjata yang bisa merugikan negara di sekitarnya," kata Juru Bicara ESRB.
ESRB pun meminta badan-badan siber di EU meningkatkan kekuatan sibernya untuk melindungi infrastruktur kritikan finansial termasuk meningkatkan penjagaan terhadap jaringan telekomunikasi dan grid listrik yang rentan diserang.
"Serangan siber sangat rentan terjadi di Uni Eropa karena permasalahan geo-politik dan motede serangan siber yang terus meningkat dan berubah," tulis ESRB dalam laporan seperti dikutip Reuters.
ESRB juga akan memperkenalkan regulasi bersama (SOP) untuk mengidentifikasi kelemahan dan mengukur daya tahan terhadap serangan siber.
"Kami akan memperkenalkan SOP yang dapat dilaksanakan dalam merespons insiden serangan siber," ujarnya.
ESRB fokus mengawasi industri keuangan dan infrastruktur yang digunakan oleh bank dan institusi lainnya.
Komisi Uni Eropa juga akan memperkuat melindungi infrastruktur kritis, dengan energi di antara wilayah utama fokusnya setelah insiden sabotase pada pipa gas Nord Stream sebulan sebelumnya.
Insiden tersebut membuat pemerintah berada dalam kondisi waspada tinggi dan membuat beberapa negara meminta militer untuk mengamankan sistem energi yang semakin rentan.
Comments
Post a Comment