.png)
Teknologi digital telah merambah seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk untuk melayani masyarakat dalam hal pembuatan akta autentik. Karenanya, notaris harus beradaptasi dengan perubahan zaman, khususnya perkembangan teknologi dan digitalisasi.
Ketua Umum PP Ikatan Notaris Indonesia Irfan Ardiansyah mengaku siap menerapkan digitalisasi dalam melayani masyarakat. Paling penting harus mendapat dukungan dari pemangku kepentingan terkait.
“Enggak ada masalah. Jadi, ke depannya kita harus menyesuaikan kebutuhan segala macamnya, cuman kita tidak bisa berdiri sendiri,” kata Irfan usai pelantikan dan pengukuhan PP Ikatan Notaris Indonesia di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Menurutnya, instrumen penunjangnya harus jelas dalam menerapkan pelayanan digital. Misalnya dari perusahaan telekomunikasi. Sebab akses internet di wilayah Indonesia belum merata.
“Ini harus disupport juga sama pemerintah, kita sudah berusaha kali-kali berdialog untuk apa yang diterapkan itu,” ujar Irfan. Dalam pelantikan itu diketahui jumlah lpeserta yang hadir ada 490 orang.
Selain itu, pentingnya keterlibatan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Sebab akta autentik digunakan sebagai alat bukti atau sebagai syarat sah atau mutlak untuk perbuatan hukum tertentu. Serta menghindari penyalahgunaan wewenang.
“Keterkaitan dengan BSSN pastinya, kerahasiaan dokumen-dokumen kita bagaimana. Kita kan ingin secure juga, dokumen dokumen itu jangan jadi salah kaprah dan salah tempat,” ucapnya.
Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta, notaris dalam menjalani profesinya harus melahirkan dan mengikuti perkembangan zaman. Khususnya berkaitan yang menyangkut perdata, seperti transaki-transaksi melalui sarana elektronik.
“Demikian pula dalam menyikapi kemajuan teknologi di bidang hukum. Menuntut adaptasi, jadi selalu harus mampu mengikuti perkembangan yang ada,” ucap Bamsoet sapaan karibnya. Misalnya, menerapkan implementasi smart contract serta menangani perkara kepailitan.
Comments
Post a Comment