Abaikan AS, Inggris Beri Akses Terbatas Huawei untuk Bangun Jaringan 5G

Kantor pusat perusahaan China, Huawei, di Reading, barat London, Inggris, 28 Januari 2020.
Inggris, Selasa (28/1) memutuskan memberi akses terbatas bagi Huawei untuk membangun beberapa bagian jaringan seluler berkecepatan tinggi terbarunya. Ini merupakan suatu kemunduran bagi AS, yang mendorong sekutu-sekutunya untuk melarang perusahaan China tersebut.
Pemerintah Inggris menyatakan tidak mengizinkan perusahaan-perusahaan ‘berisiko tinggi’ memasok bagian ‘inti’ jaringan generasi kelima, atau 5G terbaru yang sensitif. Akan tetapi pemasok berisiko tinggi itu diizinkan untuk menyediakan hingga 35 persen dari jaringan akses radio yang kurang berisiko.
Pengumuman itu tidak menyebut nama perusahaan apa pun tapi menjelaskan ‘vendor berisiko tinggi adalah perusahaan yang lebih besar risiko ancamannya terhadap keamanan dan ketahanan jaringan-jaringan telekomunikasi Inggris’ – ini jelas mengacu pada Huawei.
Amerika Serikat mengklaim para pemimpin komunis China, berdasarkan undang-undang intelijen nasional 2017, dapat memaksa Huawei melakukan cyberpionage, spionase siber. Huawei menyangkal kemungkinan hal itu terjadi.
Program infrastruktur jaringan 5G itu dipandang penting bagi masa depan ekonomi Inggrissementara negara itu meninggalkan Uni Eropa. Namun keputusan itu menimbulkan kekhawatiran karena Amerika Serikat menentang pemberian izin bagi Huawei untuk menyediakan infrastruktur vital dan telah mengancam akan berhenti berbagi intelijen dengan sekutu-sekutu yang menggunakan Huawei.
"Kami tidak akan pernah mengambil keputusan yang mengancam keamanan nasional kami atau keamanan mitra kami," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, merujuk pada pengaturan keamanan di mana Inggris, Amerika, Australia, Kanada dan Selandia Baru, berbagi intelijen.
"Kami sudah tahu lebih banyak mengenai Huawei dan risiko yang ditimbulkannya dibandingkan negara lain di dunia" lanjut Raab.
Keputusan itu dianggap janggal bagi pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, karena ia berisiko menghadapi kemarahan salah satu sekutu terdekat Inggris pada saat pemerintahnya membutuhkan tercapainya kesepakatan perdagangan dengan cepat dengan pemerintahan Trump setelah Brexit. Inggris juga enggan mengecam China, yang juga dibutuhkannya untuk kesepakatan perdagangan di masa depan.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo hari Rabu (29/1) dijadwalkan melawat ke London untuk bertemu dengan PM Johnson dan Menlu Raab guna mempertegas kembali hubungan trans-Atlantik antara kedua negara.
Seorang pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa AS kecewa dengan keputusan Inggris tersebut. Dengan memberi akses terbatas kepada Huawei, pemerintah Johnson harus menjalankan kebijakan diplomatik yang peka dalam menjaga hubungannya baik dengan AS maupun dengan China.
Huawei mengatakan, pihaknya merasa mantap dengan keputusan Inggris itu.
Teknologi 5G diharapkan bisa mendorong inovasi lebih jauh, mentransmisikan sejumlah besar data dari lebih banyak objek dan lokasi. Teknologi itu akan membantu penyelenggaraan teknologi mobil swakemudi atau memungkinkan penerapan telemedis, di mana dokter mengendalikan robot untuk melakukan operasi jarak jauh terhadap pasien.
Huawei adalah pemasok global teratas untuk jaringan seluler, dan peralatannya sering dinilai menghemat biaya dan berkualitas tinggi. [mg/my]

Comments