China khawatir Prancis berlaku diskriminatif terhadap jaringan 5G Huawei

China khawatir Prancis berlaku diskriminatif terhadap jaringan 5G Huawei

KONTAN.CO.ID -  PARIS. Kedutaan Besar China di Paris, pada hari Minggu (9/2) mendeksa pemerintah Prancis untuk tidak mendiskriminasi Huawei untuk jaringan 5G-nya. China mengaku khawatir Huawei akan menghadapi lebih banyak kendala dalam menjalankan bisnisnya dibandingkan saingannya.

Mengutip Reuters, Senin (10/2), Huawei asal China merupakan perusahaan raksasa global telekomunikasi global. Huawei telah menjadi salah satu pusat dari badai politik internasional ketika Amerika Serikat berusaha meyakinkan negara-negara lain untuk melarang mereka menjalin kerjasama dengan Huawei.

Washington menuding teknologi Huawei dapat memungkinkan "pintu belakang" bagi mata-mata China. Tuduhan itu telah dibantah Huawei maupun Beijing.
Prancis pada tahap awal meluncurkan teknologi nirkabel generasi berikutnya dan sikap pemerintah atas peran Huawei sejauh ini masih belum jelas. Sejumlah media Prancis dalam beberapa bulan terakhir melaporkan bahwa Huawei dapat menghadapi pembatasan di beberapa kota.

Kedutaan Besar China mengatakan mereka terkejut dan khawatir atas laporan-laporan media tersebut. Kedubes China menegaskan janji Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pejabat lainnya berulang kali berjanji bahwa mereka menjamin semua perusahaan akan diberlakukan dengan adil.

"Jika, karena masalah keamanan, pemerintah Prancis benar-benar harus memaksakan kendala pada operator, itu harus menetapkan kriteria transparan di sekitar ini dan memperlakukan semua perusahaan secara adil," kata kedutaan China. 

China juga menambahkan bahwa kekhawatiran keamanan tentang Huawei tidak berdasar.
Kedubes China  juga mengatakan bahwa mereka telah menggunakan perusahaan asing seperti Nokia Finlandia (NOKIA.HE) dan Ericsson Swedia (ERICb.ST) untuk melengkapi jaringan domestiknya sendiri.

"Kami tidak ingin melihat perkembangan perusahaan-perusahaan Eropa di China terkena dampak diskriminasi terhadap Huawei dan proteksionisme di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya," tulis rilis Kedubes China.

Agen keamanan siber Prancis, ANSSI, yang meneliti peralatan dari berbagai pemasok, akan mengeluarkan temuan awal bulan ini. Beberapa operator telekomunikasi telah memilih pembuat peralatan 5G, dengan Orange Perancis memilih untuk Nokia dan Ericsson.

Inggris telah memberi Huawei peran terbatas dalam peluncuran 5G-nya, sementara Uni Eropa telah menolak tekanan dari Washington untuk larangan langsung dalam panduannya kepada negara-negara anggota.

Amerika Serikat menyarankan dalam beberapa hari terakhir ini dapat mempertimbangkan mengambil saham di Nokia dan Ericsson untuk melawan dominasi Huawei dalam teknologi 5G.

Comments