Inilah Keunggulan Megatren Teknologi Komunikasi Kuantum yang Segera Hadir di Indonesia

Teknologi Kuantum merupakan salah satu inovasi teknologi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum dengan teori ilmu pengetahuan informasi.

INDUSTRY.co.idJakarta-Teknologi Kuantum merupakan salah satu inovasi teknologi terbaru yang menggabungkan prinsip-prinsip mekanika kuantum dengan teori ilmu pengetahuan informasi. Turunan dari Teknologi Kuantum sendiri, dibagi ke dalam tiga bidang, yaitu Komputasi Kuantum (Quantum Computing), Komunikasi Kuantum (Quantum Communications) dan Penginderaan Kuantum (Quantum Sensing).
Diantara tiga bidang tersebut, komunikasi kuantum dinilai telah menjadi teknologi yang paling matang jika dilihat dari implementasi pengembangan infrastruktur fisik dan penerapannya secara langsung pada sistem secure communication.
Mohammad Ichsan VP Group Business Development Kennlines Capital Group, dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Selasa (4/2/2020), mengatakan, komunikasi kuantum, menawarkan kemampuan yang unik untuk mendeteksi keberadaan penyadap dengan memanfaatkan sifat-sifat mekanika kuantum yang secara luas mengacu pada penggunaan saluran kuantum untuk melakukan komunikasi.
Tidak seperti teori komunikasi klasik (Shannon Information Theory), komunikasi kuantum mengoptimalkan keunggulan dan sumber daya teknologi kuantum secara penuh dalam mengolah informasi sehingga memungkinkan proses transfer data terjadi lebih efisien dan aman.
Misalnya, jika kita ingin mentransfer status komputer kuantum ke memori kuantum jarak jauh, teknologi komunikasi kuantum mampu mempertahankan deskripsi koheren secara penuh dari data yang ingin ditransmisikan.  Kemampuan komunikasi kuantum ini dimungkinkan terjadi lebih cepat dengan adanya proses pembuatan dan distribusi secure keys melalui Quantum Key Distribution (QKD). Sejauh ini, komunikasi kuantum adalah aplikasi teknologi kuantum yang paling matang dan canggih serta berada pada titik di mana jaringan QKD secara global ada dalam jangkauan teknologi yang telah melalui proses penelitian dalam jangka waktu yang panjang.
Pada tahun 1994, Peter Shor mengajukan algoritma faktorisasi (bilangan) secara cepat dengan menggunakan komputasi kuantum. Algoritma Shor ini mengancam sistem enkripsi kunci publik yang saat ini dipakai secara luas di berbagai bidang. Oleh karena itu, para peneliti juga mulai memikirkan cara untuk mengantisipasi ancaman ini dengan mengembangkan berbagai teknik enkripsi baru, antara lain adalah QKD yang memanfaatkan fenomena kuantum berupa entanglement pasangan partikel untuk menjaga kerahasiaan pengiriman informasi.
Pada mulanya, QKD diuji di atas meja optik di laboratorium. Selanjutnya beberapa kelompok peneliti mentransmisikan melalui serat optik. Terakhir kali, percobaan melalui satelit telah berhasil dilakukan oleh para peneliti. Salah satu yang juga aktif meneliti bidang ini adalah National University of Singapore (NUS), dimana Artur Ekert menjadi ketuanya. Mereka juga menggunakan satelit dalam penyebaran kunci kuantum berupa satelit kecil bernama QubeSat.
Pengembangan sistem QKD untuk komunikasi pada layanan satelit memiliki banyak kelebihan dibanding model komunikasi klasik yang ada saat ini. Sistem QKD yang dikembangkan tersebut berpotensi untuk digunakan pada bidang pemerintahan dan pertahanan, telekomunikasi, keamanan jaringan, dan institusi perbankan. Penerapan teknologi komunikasi kuantum dalam menciptakan komunikasi yang aman dari peretasan sehingga membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi pemerintah khususnya istana, keamanan dan luar negeri yang selalu bersinggungan dengan informasi terbatas dan rahasia.
Di Indonesia sendiri, Teknologi Komunikasi Kuantum mulai diperkenalkan, salah satunya melalui kegiatan Seminar & Workshop yang akan diselenggarakan oleh SpeQtral, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB) dan Kennlines Capital Group pada 20-21 Februari 2020. Workshop tersebut dilakukan dengan tujuan menumbuhkan kesadaran akan manfaat dari teknologi komunikasi kuantum dan keamanan jaringan telekomunikasi.

Comments