Jaringan 4G Bisa Diretas, Bahaya Mengintai Pengguna

Jaringan 4G

Jaringan 4G bisa diretas dan dapat membahayakan pengguna jaringannya. Jaringan yang diambil tersebut  bisa disalahgunakan, seperti data yang ada pada smartphone tanpa sepengetahuan pengguna.
Hacker yang berhasil meretas jaringan  tersebut dapat menggunakan layanan-layanan yang tersedia, dengan berkedok pengguna jaringan sesungguhnya atau bahkan berkedok penyedia layanan.

Bagaimana Jaringan 4G Bisa Diretas

Kelemahan jaringan ini ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ruhr University Bochum, Jerman dan New York University Abu Dhabi dan telah dipersentasikan dalam Network Distributed System Security Symposium (NDSSS) tanggal 25 February 2020 di San Diago.
Dalam persentasinya mereka mengatakan, kelemahan Jaringan tersebut terletak pada perlindungan Integritas jaringan sehingga memungkinkan hacker dapat menyuntikan data.
Hilangnya perlindungan integritas data pengguna dalam jaringan 4G dan mekanisme refleksi dari sistem operasi seluler IP Stack ini, memungkinkan hacker membuat basis data serta enkripsi dan deskripsi jaringan baru.
Dari sinilah peretas dapat melakukan penyuntikan data dan dapat menggunakan layanana yang ada atas nama pengguna sesungguhnya, dan bahkan atas nama penyedia layanan.
“Hilangnya sistem integritas ini memungkinkan kita menyuntikan dan menerjemahkan (Deskripsi) data yang lewat melalui jaringan,” kata para peneliti dalam persentasi.
Selain itu, mereka mengatakan untuk dapat menyuntikan data, Hacker harus berjarak maksimal 2Km dari korban, dengan menggunakan bantuan alat yang mampu menangkap dan membaca sinyal radio, jaringan 4G.
“mekanismenya mirip seperti yang dilakukan  penegak hukum melakukan penyadapan, namun ini bisa dengan alat yang sederhana,” jelasnya.

Jenis Peretasan dalam Jaringan

Terdapat 2 jenis serangan yang dapat dilakukan oleh seorang hacker terhadap jaringanyaitu serangan jenis Uplink dan Downlink.
Serangan jenis Uplink merupakan serangan yang dilakukan sorang hacker untuk mengakses layanan di portal HTTP, seperti layanan Jual beli bahkan internet banking atas nama pengguna sesungguhnya.
Sedangkan serangan jenis Downlink adalah serangan sebaliknya, di mana seorang hacker mengakses atau menghubungi perangkat pengguna dengan kedok penyedia layanan.
Permasalahan keamanan Jaringan 4G tersebut sampai saat ini belum ditemukan solusi paling mutakhir untuk mencegahnya.
Hal tersebut justru karena teknologi jaringan inisudah tersebar luas di pasaran, ini merupakan generasi jaringan terpopuler di Indonesia saat ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi di Vurdue University dan The University Of Loa, solusi terbaik yang bisa dilakukan adalah terhadap jaringan 5G.
Menurutnya, jaringan 5G belum terlalu luas penyebarannya, sehingga pencegahan bisa dilakukan sebelum jaringan tersebut disebar luaskan di pasaran.
“Pencegahan bisa dilakukan terhadap jaringan 5G daripada Jaringan 4G. Penelitian terbaru tersebut adalah tanda bahwa jaringan tersebut perlu diperhatikan dengan baik,” pungkasnya David Rupprecht dalam sebuah artikel penelitiannya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Comments