Laporan SOAS 2020 dari F5 Ungkap Kekhawatiran Perusahaan Terkait Kesenjangan dalam Kemampuan Keamanan Siber
INDUSTRY.co.id - Jakarta-Seiring dengan berjalannya inisiatif transformasi digital yang dilakukan perusahaan, inisiatif optimalisasi proses TI dan bisnis menjadi semakin matang. Banyak perusahaan telah bergerak melampaui dasar-dasar otomasi proses bisnis dan saat ini tengah meningkatkan jejak digital mereka dengan cloud, kontainer, dan orkestrasi.
”Hal ini akhirnya menciptakan ekosistem baru dan pertumbuhan besar dalam volume panggilan API (API call). Sementara bagi 60% perusahaan, aplikasi sangat penting bagi bisnis dengan 38% menyatakan aplikasi mendukung bisnis dan memberikan keunggulan yang kompetitif,” ujar Christina Hoh Didin Nasirudin dari F5 Networks, dalam siaran pers yang diterima Senin (9/03/2020)
· 86% perusahaan di Asia Pasifik (global 87%) sudah menerapkan multi-cloud dan sebagaian besar masih berkutat dengan masalah keamanan.
Perusahaan-perusahaan memanfaatkan public cloud untuk berpartisipasi dalam ekosistem industri, mengambil keuntungan dari arsitektur cloud-native, dan menjalankan aplikasi secara cepat. Hasil ini terlihat dari 28% responden di Asia Pasifik yang melaporkan akan memasang lebih dari setengah aplikasi mereka di cloud pada akhir 2020.
Namun, perusahaan-perusahaan tersebut kurang percaya diri dalam kemampuan mereka untuk menahan serangan pada lapisan (layer) aplikasi di public cloud dibandingkan data center internal perusahaan (on-premise). Di seluruh Asia Pasifik, 76% perusahaan melaporkan kesenjangan kemampuan terbesar adalah di bidang keamanan. Perbedaan ini menggambarkan kebutuhan yang terus meningkat untuk mencari solusi yang mudah diimplementasikan guna memastikan bahwa keamanan konsisten di berbagai lingkungan.
· 71% perusahaan di Asia Pasifik (global 73%) melakukan otomasi jaringan untuk meningkatkan efisiensi.
Tidak mengejutkan, mengingat penggerak utama transformasi digital, yakni optimalisasi TI dan proses bisnis, sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut melakukan otomasi jaringan. Meskipun menghadapi tantangan, perusahaan memperoleh kemampuan dan bergerak menuju implementasi berkelanjutan yang lebih konsisten dalam komponen-komponen penting: infrastruktur aplikasi, layanan aplikasi, jaringan, dan keamanan.
· 68% perusahaan di Asia Pasifik (global 69%) menggunakan 10 atau lebih layanan aplikasi.
Dengan makin matang dan meningkatnya kemampuan arsitektur aplikasi cloud-native baru, sebagian besar perusahaan menggunakan layanan aplikasi terkait seperti ingress control dan service discovery baik di lingkungan data center internal maupun di public cloud. Sebuah lanskap aplikasi modern membutuhkan layanan aplikasi modern untuk mendukung persyaratan skala, keamanan, dan ketersediaan.
· 63% perusahaan masih menempatkan tanggung jawab utama layanan aplikasi kepada operasional TI, tapi lebih dari setengah yang disurvei juga beralih ke tim yang terinspirasi DevOps.
Tim operasional dan infrastruktur masih memikul tanggung jawab utama untuk memilih dan menggunakan layanan aplikasi. Namun ketika perusahaan memperluas portofolio aplikasi cloud-native dan container-native mereka, kelompok DevOps mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk layanan aplikasi.
Comments
Post a Comment