SAN FRANCISCO, iNews.id - CEO Zoom Eric Yuan mengakui timnya melakukan kesalahan langkah dengan platform konferensi video. Pengakuan muncul usai platform dihantam kritik terkait keamanan dan kebijakan privasi.
Wabah virus corona membuat platform konferensi video berada di bagian depan. Pasalnya, banyak pekerja kantoran di seluruh dunia mulai bekerja di rumah sebagai langkah mengurangi penyebaran virus corona (Covid-19).
Zoom muncul sebagai salah satu platform yang membantu bekerja jarak jauh. Tapi, platform ini mendapatkan kecaman atas pendekatan lemah terhadap keamanan karena beberapa pengguna mengalami zoombombing, di mana orang masuk ke meeting tanpa diundang, sebagaimana dikutip dari Digital Trends, Senin (6/4/2020).
Kebijakan privasinya juga mendapat kritikan setelah diketahui pihaknya mengirim beberapa data pengguna ke Facebook. Namun, praktik tersebut diklaim telah berhenti.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, CEO Zoom Yuan mengatakan pada awal krisis Covid-19 perusahaan yang berbasis di California itu salah langkah dan bergerak begitu cepat. Sebagai konsekuensinya mereka gagal mempertimbangkan masuknya pengguna baru akhir-akhir ini.
Yuan menyampaikan, salah satu masalah adalah banyak pendatang baru tidak memiliki dukungan IT yang kuat, berbeda dengan basis pengguna perusahaan. Oleh karena itu, mereka gagal mengatur sistem dengan benar.
Saat disinggung soal kemungkinan hacker memata-matai percakapan di Zoom, Yuan meyakinkan meeting online aman selama semuanya dikonfigurasikan sejak awal dengan menggunakan password dan perlindungan lain.
“Kami memiliki semua fitur keamanan bawaan, namun kami perlu menawarkan beberapa edukasi, kami harus menerapkan pengaturan untuk pengguna baru, terutama cunsumers, dan itulah yang kami lakukan baru-baru ini,” kata Yuan.
Pada Minggu (5/4/2020), Zoom mulai secara otomatis mengaktifkan fitur keamanan seperti entri password dan Waiting Rooms untuk memberikan lingkungan meeting virtual yang aman.
Comments
Post a Comment