terkini.id-Jakarta, Literasi digital merupakan kemampuan setiap individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, serta mengevaluasi informasi melalui perangkat teknologi digital.
Dilansir dari laman Cloud Computing Indonesia, hal ini mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan praktis. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi digital ketika ia tidak hanya mampu menemukan informasi, namun juga mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum membagikannya ke orang lain.
Sayangnya, riset terakhir menunjukkan bahwa pendidikan literasi digital di Indonesia mayoritas hanya dilaksanakan di level perguruan tinggi. Hal ini tentunya tidak memadai mengingat mayoritas pengguna aktif internet tidak selalu berada di bangku universitas.Berdasarkan data dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, total mahasiswa di Indonesia berjumlah sekitar 6.9 juta jiwa atau hanya sekitar 5% dari keseluruhan pengguna internet.
Melihat kesenjangan tersebut, perlu adanya gerakan literasi digital nasional yang mampu menjangkau seluruh kalangan. Hal tersebut tentunya bukan pekerjaan yang mudah dan membutuhkan kolaborasi dengan platform media sosial dan masyarakat.
Tujuan dari pelaksanaan even CyberHub Fest 2021 ini adalah untuk meningkatkan literasi keamanan siber pada lembaga pemerintah, perusahaan negara, perusahaan swasta dan masyarakat umum serta
Mempromosikan pentingnya keamanan siber dalam proses transformasi digital serta produk atau layanan keamanan siber yang ada di Indonesia, Mendorong implementasi keamanan siber sebagai fondasi layanan digital,
Mengenalkan CyberHub sebagai platform untuk mendukung Ekosistem Cyber Security di Indonesia.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hoaks dan disinformasi yang tersebar di Indonesia paling banyak ditemukan pada platform media sosial Facebook (82,5%), Line (11, 37%), dan Twitter (10,38%). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa platform media sosial memegang peran penting dalam terjadinya persebaran disinformasi di kalangan masyarakat.
Namun, para penyedia platform media sosial di Indonesia belum menerapkan tindakan yang cukup untuk dapat turut serta mencegah persebaran disinformasi dan berita bohong di kalangan penggunanya. Untuk itu kita perlu mengambil langkah-langkah serupa untuk persebaran disinformasi melalui penegakan kebijakan khusus terhadap penyedia platform media sosial. Hal ini penting untuk melindungi masyarakat dari dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat persebaran disinformasi di media sosial.
Mengingat pentingnya peran komunitas dan masyarakat, dan komunitas terkait perlu bekerjasama untuk menyebarkan kampanye literasi digital untuk memperluas jangkauan persebaran pesan.
Salah satu contoh dari inisiasi yang melibatkan banyak peran dari masyarakat adalah organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini berfokus pada upaya-upaya advokasi kepada masyarakat terkait hoaks. Mafindo juga menginisiasi sebuah komunitas kolaboratif untuk cek fakta yang bekerja sama dengan 25 media lokal dan nasional. Kolaborasi tersebut dinilai sangat membantu masyarakat untuk menangkal hoaks dan berita palsu yang banyak tersebar selama pemilu presiden pada bulan April lalu.
Hal ini menunjukkan bahwa, melalui kolaborasi, pemerintah dapat mengoptimalkan kampanye dan gerakan terkait literasi digital. Dengan bekerja bersama komunitas lokal, pemerintah juga dapat berbagi cara untuk mencegah dan mengurangi penyebaran disinformasi.
Kolaborasi antara aktor-aktor yang berkepentingan untuk menyelesaikan permasalahan terkait persebaran disinformasi di Indonesia sangatlah penting.
Kolaborasi antara pemerintah, komunitas masyarakat, dan penyedia platform media sosial merupakan sebuah hal penting untuk membangun kesuksesan gerakan literasi digital pada skala nasional. Penting bagi setiap aktor untuk dapat memainkan perannya masing-masing dalam upaya menangkal persebaran hoaks dan disinformasi di Indonesia.
Tentang CyberHub Fest 2021
Keamanan siber telah menjadi isu prioritas seluruh negara di dunia semenjak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, hukum, organisasi, kesehatan, pendidikan, budaya, pemerintahan, keamanan, pertahanan, dan lain sebagainya. Berbanding lurus dengan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin tinggi dan semakin kompleks.
Kompleksitas tersebut semakin meningkat sejak akhir tahun 2019, dimana dunia disibukkan dengan merebaknya kasus Corona Virus yang kemudian disebut sebagai COVID-19. Semenjak saat itu terjadi akselerasi transformasi digital yang sangat cepat. Dengan adanya pembatasan sosial yang mengurangi pertemuan fisik maka pertemuan secara virtual (digital), bekerja dan bersekolah secara digital menjadi hal yang lumrah. Hal ini tentu saja mempunyai implikasi besar mengenai seberapa siap organisasi menyiapkan infrastruktur keamanan sibernya.
COVID-19 telah mempercepat tren bekerja dari rumah yang sudah berlangsung dengan baik pada tahun 2019. Kebijakan keamanan tradisional dalam perimeter organisasi menjadi jauh lebih sulit untuk diterapkan di seluruh jaringan yang lebih luas yang terdiri dari jaringan rumah dan pribadi lainnya serta aset yang tidak dikelola di jalur konektivitas. Saat organisasi terus memindahkan aplikasi ke layanan Cloud Computing, terlihat penjahat dunia maya meningkatkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) untuk mengganggu akses pengguna dan bahkan mengaburkan infiltrasi yang lebih berbahaya pada sumber daya organisasi.
Menyikapi fenomena tersebut, maka literasi keamanan digital perlu terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan siber strategis dan penyelenggaraan sistem elektronik yang aman, andal dan terpercaya, memajukan dan menumbuhkan ekonomi digital dengan meningkatkan daya saing dan inovasi siber, serta membangun kesadaran dan kepekaan terhadap ketahanan dan keamanan nasional dalam ruang siber.
Catat tanggalnya dan pastikan bergabung pada webinar Smart Digital Citizenship: Peran Teknologi Dalam Melawan Disinformasi melalui platform Cloud Computing Indonesia YouTube pada tautan: https://youtu.be/ewwpTl6ajhU
Even ini digelar atas kerjasama dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN) dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia, MAFINDO, Acara Seru , DroneEmprit and Media Kernels serta NA Studio.
Acara akan dihelat pada Jumat, 22 Januari 2021 Pukul 14.00-16.00 WIB dengan Pembicara Ismail Fahmi., Ph.D (Founder DroneEmprit and Media Kernels) serta Harry Sufehmi (Founder MAFINDO)
Sumber : https://makassar.terkini.id/smart-digital-citizenship-peran-teknologi-dalam-melawan-disinformasi/
Comments
Post a Comment