Pengguna Paylater Akulaku Diprediksi Bakal Meningkat di 2021

 Konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi uang elektronik BJB DigiCash di usaha kuliner dan kopi Warung Pinus, Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (4/12/2020). PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) hadir mendukung program Pemerintah Jawa Barat untuk membangun Kawasan Rebana Metropolitan yakni salah satunya dengan transformasi transaksi dan kredit perbankan secara digital bagi masyarakat dan pelaku UMKM melalui aplikasi BJB Digi dan BJB DigiCash. ANTARAFOTO/Novrian Arbi

 JAKARTA – Perusahaan pembiayaan bagian dari Akulaku Group, PT Akulaku Finance Indonesia, meyakini laju pertumbuhan pengguna paylater di Indonesia akan semakin meningkat pada 2021.


Paylater sendiri merupakan layanan pinjaman daring tanpa kartu kredit yang memungkinkan konsumen membayar suatu transaksi di kemudian hari baik dengan sekali bayar atau dengan mencicil.


Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia, Efrinal Sinaga mengatakan, terdapat sejumlah faktor pendukung yang dapat melanjutkan tren peningkatan adopsi paylater di era kebiasaan baru. Salah satunya pergeseran kebiasaan konsumen menjadi serba digital akibat pandemi covid-19.


"Pandemi menjadi salah satu game changer yang mengubah berbagai kebiasaan masyarakat menjadi serba distancing dan digital, contactless, dan cashless, termasuk dalam hal mengakses layanan keuangan," ujar Efrinal melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (9/3).


Ia menuturkan, penggunaan fitur paylater Akulaku semakin diminati bukan hanya karena menjamin kemudahan dalam bertransaksi bagi masyarakat, namun juga memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam mengelola arus kas ketika menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi.


Di samping itu, lanjut dia, masih cukup tingginya persentase masyarakat unbanked dan underbanked di Indonesia menjadi peluang bagi penyedia layanan paylater untuk menjangkau masyarakat luas.


Terlebih, hal tersebut juga didukung oleh tingginya penetrasi internet yang telah menjangkau hampir 75% populasi dan program penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang menargetkan zero blank spot hingga ke berbagai pelosok.


"Kolaborasi yang solid dengan sejumlah mitra platform e-commerce dan perbankan akan dapat mewujudkan komitmen kami untuk mencapai keuangan inklusif di Indonesia," katanya.


Di tengah tantangan ekonomi akibat pagebluk, Akulaku telah menghubungkan 6 juta pengguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan melalui fitur paylater yang terintegrasi ke berbagai platform belanja online.


Opsi pembayaran menggunakan paylater Akulaku telah terhubung dengan berbagai mitra platform e-commerce teratas di Indonesia, yaitu meliputi Bukalapak, Shopee, BliBli, Tiket, JD.ID, serta berbagai mitra platform digital lainnya.


Akulaku Finance mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan lebih dari 40% di sepanjang 2020. Sementara, rasio non performing financing (NPF) nett Akulaku terjaga dengan baik di level 0,05%.


Senada dengan Akulaku, perusahaan pembiayaan berbasis digital, Kredivo mengamini fenomena paylater kian menjadi primadona di tengah masyarakat.


Selain penetrasi kartu kredit yang masih rendah, popularitas paylater di Indonesia juga didorong oleh tren e-commerce dan transaksi digital yang terus bertumbuh secara eksponensial.


"Kredivo percaya bahwa paylater akan terus tumbuh seiring tingginya adopsi digital di tengah rendahnya penetrasi kartu kredit," tutur CEO Kredivo, Umang Rustagi melalui keterangannya, Rabu (20/1), dikutip dari Antara.


Studi dari Coherent Market Insights memproyeksikan bahwa pasar paylater global dapat menyentuh US$33,6 miliar pada 2027 dengan laju pertumbuhan sebesar 21,2% setiap tahun.


Potensinya di Indonesia pun makin dilirik oleh investor seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan inovasi teknologi industri ini, termasuk sistem skor kredit secara cepat dan kemampuan manajemen risiko yang terjamin.


Bantu Atur Arus Kas

Lembaga riset, Research Institute of Socio-Economic Development (RISED) menyampaikan layanan paylater (bayar nanti) dalam platform keuangan digital membantu konsumen mengatur arus kas (cash flow) di masa pandemi.


"Layanan paylater bukan hanya soal instrumen pembayaran. Kehadiran layanan itu membantu konsumen mengatur arus kas lebih baik terutama di masa pandemi, konsumen bisa lebih leluasa mengatur budgeting dan merencanakan keuangan jangka panjang termasuk menabung," ujar Ketua Tim Peneliti RISED, Rumayya Batubara dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu (10/2), seperti dikutip dari Antara.


Menurut dia, ada dua faktor utama yang mendorong masyarakat semakin memanfaatkan layanan paylater, yakni keamanan dan kenyamanan.


Ia menyampaikan, hasil survei terbaru RISED menemukan sebesar 92% responden menyatakan layanan paylater bermanfaat untuk mengelola pengeluaran dan arus kas.


Rumayya menambahkan, penggunaan layanan paylater sebelum dan selama pandemi covid-19 juga berubah.


Dikemukakan, terjadi peningkatan intensitas penggunaan layanan itu sebelum dan selama pandemi. Dimana, peningkatan tersebut sebesar 22,52% bagi pengguna yang tergolong sangat sering dan sebesar 7,2% bagi pengguna yang tergolong sering menggunakan layanan paylater.

 

Dalam survei itu juga menemukan bahwa lebih dari 94% responden percaya pada jaminan perlindungan konsumen dan keamanan siber yang disediakan oleh penyedia layanan apabila telah terdaftar atau mendapatkan izin dari OJK.


Survei pemanfaatan layanan paylater itu dilakukan kepada 2.000 responden di 10 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan pada bulan Oktober 2020. (Fitriana Monica Sari)

Sumber : https://www.validnews.id/Pengguna-Paylater-Akulaku-Diprediksi-Bakal-Meningkat-di-2021-UyP

Comments