Koreri.com – China berada dibalik sebuah serangan siber terhadap sasaran-sasaran penting di pemerintahan Amerika Serikat (AS), termasuk beberapa perusahaan swasta penting dan infrastruktur ungkap firma keamanan siber Mandiant.
Serangan siber itu diawali dengan serangan ke Pulse Secure, sebuah aplikasi yang sering digunakan untuk terkoneksi secara remote ke kantor dari rumah atau lokasi lainnya.
Perusahaan pembuat perangkat lunak itu mengumumkan kepada para penggunanya cara untuk mengecek apakah mereka telah terkrompromi oleh perlaku serangan siber karena Pulse Secure belum akan menerima pembaruan perangkat lunak hingga bulan Mei nanti.
Serangan siber ini adalah merupakan serangan ketiga yang dirancang untuk menyerang AS.
Pada Januari lalu AS menyalahkan Russia yang dituduh telah menyerang lembaga-lembaga pemerintah negara Adidaya itu melalui SolarWinds, sebuah perusahaan perangkat lunak yang berkedududukan di Texas.
Pada Maret lalu, Microsoft menuduh China melakukan serangan siber ke perusahaan teknologi itu melalui program email Microsoft Exchange.
Dalam semua serangan tersebut, para penjahat siber pertama kali masuk ke jaringan komputer korban dengan memanfaatkan celah yang ada pada Microsoft Exchange, lalu kemudian menciptakan sebuah backdoor untuk memantau korban selama berbulan-bulan.
Lembaga siber dan keamanan jaringan AS (CISA) memperingatkan bahwa serangan siber terakhir tersebut sangat merugikan lembaga-lembaga pemerintah AS termasuk entitas infrastruktur dan juga sektor swasta.
Sumber : https://koreri.com/2021/04/22/as-tuduh-china-dibalik-serangan-siber-terbaru/
Comments
Post a Comment