Sebanyak 77 persen responden dalam survei ini memanfaatkan sistem Security Information and Event Management (SIEM) sebagai bagian dalam proses sekuriti di organisasinya.
Sedangkan 71 persen menyatakan telah menggunakan software SOAR (Security Orchestration Automation Response). Dua puluh empat persen pengguna SOAR ini mengatakan software ini mempermudah kerja sama dengan TI. Dan 22 persen mengaku mengalami peningkatan response time dan 20 persen mengatakan SOAR mempercepat resolusi masalah.
Sebanyak 86 persen responden telah mengoperasikan tool vulnerability management dan 89 persen juga mengimplementasikan tool untuk tujuan yang sama. Dengan tool ini, 37 persen responden dapat menemukan kerentanan (vulnerability) dengan lebih cepat. Sedangkan 23 persen mendapati tool ini membantu mereka mendokumentasikan dan memahami struktur kerentanan dengan lebih baik. Dan 31 persen berpendapat tool vulnerability management membantu mereka mengatasi security gap dengan lebih cepat.
"Contoh-contoh yang kita lihat saat ini memperlihatkan peningkatan serangan para peretas, tentu juga karena pandemi dan cara kerja di mana saja," ujar Jens Bothe, Director Global Consulting dan pakar keamanan OTRS AG. Jens menegaskan fakta bahwa hanya 56 persen perusahaan yang sangat siap menghadapi insiden keamanan tentunya mengkhawatirkan. "Celah keamanan karena software tidak diperbarui di 65 persen perusahaan seharusnya menjadi perhatian," ujarnya lagi.
“Pada beberapa negara di Asia Pasifik, data breach menjadi hal yang mengkhawatirkan karena masyarakat masih menyesuaikan diri dengan aturan WFH yang diterapkan di beberapa negara, seperti Malaysia dan Singapura,” Daphne Sim, Country Manager Singapura, OTRS Group, menambahkan.
Di Malaysia, sepanjang masa lockdown awal pada pertengahan Maret 2020, jumlah insiden keamanan siber meningkat pesat dalam waktu dua minggu saja, sebesar 82,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
OTRS Group sendiri memiliki solusi
STORM SOAR yang dapat membantu perusahaan merespons insiden keamanan dengan cepat dan andal.
Sedangkan 71 persen menyatakan telah menggunakan software SOAR (Security Orchestration Automation Response). Dua puluh empat persen pengguna SOAR ini mengatakan software ini mempermudah kerja sama dengan TI. Dan 22 persen mengaku mengalami peningkatan response time dan 20 persen mengatakan SOAR mempercepat resolusi masalah.
Sebanyak 86 persen responden telah mengoperasikan tool vulnerability management dan 89 persen juga mengimplementasikan tool untuk tujuan yang sama. Dengan tool ini, 37 persen responden dapat menemukan kerentanan (vulnerability) dengan lebih cepat. Sedangkan 23 persen mendapati tool ini membantu mereka mendokumentasikan dan memahami struktur kerentanan dengan lebih baik. Dan 31 persen berpendapat tool vulnerability management membantu mereka mengatasi security gap dengan lebih cepat.
"Contoh-contoh yang kita lihat saat ini memperlihatkan peningkatan serangan para peretas, tentu juga karena pandemi dan cara kerja di mana saja," ujar Jens Bothe, Director Global Consulting dan pakar keamanan OTRS AG. Jens menegaskan fakta bahwa hanya 56 persen perusahaan yang sangat siap menghadapi insiden keamanan tentunya mengkhawatirkan. "Celah keamanan karena software tidak diperbarui di 65 persen perusahaan seharusnya menjadi perhatian," ujarnya lagi.
“Pada beberapa negara di Asia Pasifik, data breach menjadi hal yang mengkhawatirkan karena masyarakat masih menyesuaikan diri dengan aturan WFH yang diterapkan di beberapa negara, seperti Malaysia dan Singapura,” Daphne Sim, Country Manager Singapura, OTRS Group, menambahkan.
Di Malaysia, sepanjang masa lockdown awal pada pertengahan Maret 2020, jumlah insiden keamanan siber meningkat pesat dalam waktu dua minggu saja, sebesar 82,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
OTRS Group sendiri memiliki solusi
STORM SOAR yang dapat membantu perusahaan merespons insiden keamanan dengan cepat dan andal.
Sumber:
https://infokomputer.grid.id/read/122839282/otrs-group-hanya-separuh-organisasi-sangat-siap-hadapi-insiden-keamanan
Comments
Post a Comment