Ancaman Keamanan Data Meningkat, PT MBT Gandeng Catalogic Software

Ilustrasi proteksi data

Menjawab tantangan keamanan data dewasa ini, PT Mega Buana Teknologi (MBT) meningkatkan portofolio penawaran solusi keamanan data perusahaan melalui kerjasama strategis dengan penyedia solusi smart data protection global Catalogic Software.

Ancaman terhadap keamanan terhadap data perusahaan terus meningkat, terlebih di tengah pandemi seperti saat ini. Akibat pandemi, perusahaan dan organisasi dituntut untuk menerapkan sistem kerja jarak jauh atau work from home (WFH).

Hal ini memicu peningkatan pemakaian perangkat yang terhubung dengan berbagai jenis jaringan,dan hal ini membuka celah bagi masuknya ancaman serangan siber. Belum lagi jika kita mengingat faktor-faktor, seperti human error, berupa penggunaan kata sandi yang lemah, phishing, penerapan privilege access yang tidak kalah berbahayanya dalam menjaga keamanan data.

Salah satu insiden keamanan data yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah laporan mengenai kebocoran data aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC). VPN Mentor, situs yang fokus pada keamanan Virtual Private Network (VPN), melaporkan adanya dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna.

Jika mengacu pada laporan National Cyber Security Index (NCSI) yang dirilis pada awal bulan September 2021, Indonesia berada pada peringkat 77 dari 160 negara di dunia soal keamanan siber nasional. Indonesia tercatat memiliki skor 38,96. Untuk kawasan Asia Tenggara, angka itu jauh di bawah sejumlah negara tetangga.

Menjawab tantangan keamanan data dewasa ini, PT Mega Buana Teknologi (MBT) meningkatkan portofolio penawaran solusi keamanan data perusahaan melalui kerjasama strategis dengan penyedia solusi smart data protection global Catalogic Software.

Ancaman terhadap keamanan terhadap data perusahaan terus meningkat, terlebih di tengah pandemi seperti saat ini. Akibat pandemi, perusahaan dan organisasi dituntut untuk menerapkan sistem kerja jarak jauh atau work from home (WFH).

Hal ini memicu peningkatan pemakaian perangkat yang terhubung dengan berbagai jenis jaringan,dan hal ini membuka celah bagi masuknya ancaman serangan siber. Belum lagi jika kita mengingat faktor-faktor, seperti human error, berupa penggunaan kata sandi yang lemah, phishing, penerapan privilege access yang tidak kalah berbahayanya dalam menjaga keamanan data.

Salah satu insiden keamanan data yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah laporan mengenai kebocoran data aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC). VPN Mentor, situs yang fokus pada keamanan Virtual Private Network (VPN), melaporkan adanya dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna.

Jika mengacu pada laporan National Cyber Security Index (NCSI) yang dirilis pada awal bulan September 2021, Indonesia berada pada peringkat 77 dari 160 negara di dunia soal keamanan siber nasional. Indonesia tercatat memiliki skor 38,96. Untuk kawasan Asia Tenggara, angka itu jauh di bawah sejumlah negara tetangga.

Sumber : https://infokomputer.grid.id/read/122914664/ancaman-keamanan-data-meningkat-pt-mbt-gandeng-catalogic-software

Comments