Pakar Ingatkan Bahaya Radikalisme Berbasis Digital


Jakarta – Kejahatan siber atau cybercrime menjadi isu penting di tengah perkembangan teknologi digital seperti saat ini. Kejahatan digital sendiri merupakan aktivitas ilegal yang melibatkan komputer dan perangkat digital lainnya.

Ada banyak jenis kejahatan digital mulai dari phising, perundungan dunia maya hingga radikalisme berbasis digital. Dikatakan oleh Fajar Sidik, Zinister sekaligus podcaster 30 Degrees Media Network, radikalisme berbasis digital menjadi salah satu ancaman kejahatan siber yang bisa memengaruhi siapa sajaz
Berbicara dalam acara webinar.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/9/2021), Fajar Sidik mengatakan radikalisme berbasis digital umumnya memiliki tujuan mengganggu stabilitas nasional hingga membuat teror dan menyebabkan kematian.

“Misalnya organisasi besar yang musuhnya setingkat negara. Mereka memeliki tujuan mengganggu stabilitas nasional hingga bisa menyebabkan hilangnya nyawa,” kata Fajar Sidik.

Ia melanjutkan, ada beberapa dampak dari kejahatan siber. Mulai dari yang ringan sampai yang berakibat fatal. Beberapa dampaknya adalah pertama, dapat menghancurkan reputasi seseorang atau organisasi.

“Ini umum terjadi menjelang pesta demokrasi. Musuh menghancurkan reputasi lawan politik bukan adu prestasi,” tambahnya.

Dampak kedua adalah dalam kasus kejahatan digital malware, data-data penting dalam perangkat bisa rusak dan alat atau perangkat yang digunakan juga kena dampaknya.

“Dalam kasus malware, data penting atau perangkat bisa rusak. Seperti ponsel atau laptop menjadi panas dan tiba-tiba mati, ini sangat merugikan,” kata Fajar Sidik lagi.

Dampak ketiga, kejahatan siber juga bisa merugikan secara material bagi korban, hingga korban harus mengeluarkan uang akibat dari ulah pelaku. Keempat, salah satu dampak kejahatan siber paling mengerikan adalah munculnya masalah gangguan mental, misal akibat perundungan dinia maya atau bahkan kematian akibat radikalisme yang tersebar berbasis digital.

Terakhir, Fajar Sidik juga mengimbau masyarakat korbak kejahatan siber untuk melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu atau kantor polisi unit SPKT Polres atau Polda.

Selain Zinister sekaligus podcaster 30 Degrees Media Network Fajar Sidik, hadir pula dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/9/2021), yaitu founder Briefer.id Aditya Sami, Kabid Sosial Budaya BAPPEDA Kabupate Bima Raani Wahyuni dan Denny Abal.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Sumber : https://kronologi.id/2021/09/24/pakar-ingatkan-bahaya-radikalisme-berbasis-digital/

Comments