Teknologi ZTNA akan Geser VPN

Managing Director Asia McAfee, Jonathan Tan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, – McAfee Enterprise mengumumkan ketersediaan solusi keamanan siber berbasis Zero Trust yang merupakan bagian dari teknologi McAfee MVISION Private Access. Kehadiran Zero Trust Network Access (ZTNA) ini digadang-gadang bakal menggeser teknologi Virtual Private Network (VPN) yang sudah ada, dan diposisikan untuk menjawab kebutuhan perusahaan dalam mengamankan sistem teknologi informasi (TI) di masa kini.

Akibat dari pandemi yang berkepanjangan, berbagai perusahaan memaksa diri untuk bertransformasi digital dan menerapkan sistem kerja yang lebih fleksibel. Data IDC memperlihatkan, sejak awal pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan cloud sebesar 40%. Alhasil, banyak celah keamanan yang timbul dari penggunaan layanan cloud dan teknologi kolaborasi seperti Microsoft 365, Webex, Zoom, Teams ataupun Slack.

Sementara itu perkiraan lembaga riset Gartner, akibat dari peningkatan penggunaan layanan cloud dan peningkatan jumlah titik sentuh platform digital yang digunakan pada 2022, 31% dari pekerja profesional di seluruh dunia akan bekerja remote. Kemudian pada 2024, setidaknya 40% akses ke jaringan perusahaan akan didominasi oleh ZTNA – di mana pada 2020 saja sudah terjadi peningkatan pesat dari 5%.

Zero Trust sendiri bukanlah konsep baru, dan sudah lama menjadi topik bahasan industri. Ada pun konsep dasar Zero Trust adalah menjadikan data sebagai awal dari semua keputusan terkait trust atau kepercayaan, dan bukan lagi berdasarkan pembatasan tingkat akses penggunanya.

“Zero Trust mengubah pola pikir kita untuk tidak lagi membatasi akses berdasarkan penggunanya, atau menggunakan password yang lebih sulit untuk ditebak (dan diingat). Perusahaan harus meninjau ulang semua hal dari segi data: aset-aset digital yang penting, data aplikasi, juga data dari berbagai layanan, dan semua itu harus disegmentasi secara lebih khusus untuk menentukan siapa saja yang membutuhkan akses ke data tersebut, dan bagaimana cara melindungi masing-masing jalur akses data tersebut,” demikian penjelasan Managing Director Asia McAfee, Jonathan Tan dalam siaran pers, Selasa (21/9).

Walau demikian, lanjut Jonathan, penerapan keamanan Zero Trust juga harus fleksibel, karena terkadang postur keamanan siber perusahaan harus bisa memberikan akses ke perangkat yang mungkin belum mendapat ijin, namun penting untuk kelangsungan proses. Hal-hal semacam ini dapat diatasi dengan teknologi Zero Trust yang lengkap yang melindungi TI perusahaan dari hulu ke hilir.

VPN Saja Tidak Cukup Aman

Sebagai informasi, berdasarkan survei GlobalWebIndex dalam laporan “Global VPN Usage Report 2020”, Indonesia pada tahun lalu merupakan negara dengan jumlah pengguna VPN terbanyak di dunia baik pribadi maupun perusahaan. Walau demikian, nyatanya tingkat keamanan siber di Indonesia masih sangat memprihatinkan dibandingkan negara-negara lainnya.

Apabila dilihat dari National Cyber Security Index (NCSI), yang menunjukkan tingkat keamanan suatu negara secara keseluruhan maka Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 160 negara. Selain itu, lembaga dan layanan pemerintahan yang notabene memiliki tingkat keamanan berstandar tinggi pun tidak luput dari serangan siber seperti terlihat pada kasus kebocoran data eHAC baru-baru ini yang melibatkan lebih dari 1,3 juta data pengguna di Indonesia.

Kekhawatiran global itu juga menjadi dorongan beberapa negara lain, contohnya Singapura, menjadi negara pertama yang menerapkan kebijakan tingkat pemerintah untuk mengubah sistem keamanan siber nasionalnya menggunakan Zero Trust pada Februari 2021 lalu.

Hal tersebut membuktikan, walau populer sebagai salah satu cara mengamankan perangkat teknologi dari serangan siber dan peretasan, VPN bukanlah jawaban mutlak untuk menghadang penjahat siber dalam melakukan tindak kejahatannya. Seiring dengan meningkatnya kepopuleran work from home atau work from anywhere yang dilakukan oleh berbagai perusahaan di Indonesia, VPN rentan mengalami kelebihan beban dan trafik yang akhirnya membuat pertahanannya lemah dan kinerjanya menurun.

Oleh karena itu, ZTNA merupakan salah satu teknologi yang diklaim akan melengkapi dan memperkokoh teknologi VPN, terutama bagi organisasi dan perusahaan yang tidak lagi bisa menggantungkan keamanannya pada VPN akibat ancaman siber yang terus berevolusi.

Sumber : beritasatu.com/digital/830997/teknologi-ztna-akan-geser-vpn

Comments