Ada Virus Jahat Incar Mobile Banking, Bisa Kuras Uangmu!

Foto: Infografis/Hapus Segera dari ponselmu, 19 aplikasi foto editor ini disusupi virus jahat!
 Jakarta, - Dalam laporan Kaspersky terbaru terdapat trojan yang incar mobile banking di sejumlah negara dunia. Termasuk diantaranya ada di Indonesia.


Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara menjelaskan pandemi yang masuk tahun kedua merubah adopsi pembayaran seluler secara cepat. Termasuk di Asia Tenggara yang tercatat lebih banyak dari sebelumnya.

"Sejak awal krisis kesehatan ini, survei kami menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di wilayah ini telah mengalihkan aktivitas keuangan mereka secara online, seperti berbelanja (64%) dan perbankan (47%)," jelasnya, dikutip Rabu (8/9/2021).

Dalam laporan Maling Sense of Our Place in the Digital Reputation Economy, Kaspersky melaporkan dari 861 responden Asia Tenggara 76% tidak berniat menyimpan data keuangan di internet. Jawaban terbanyak ada di generasi baby boomers sebanyak 85%, diikuti Gen X 81% serta milenial 75%.

Kabar baiknya, Yeo mengatakan masyarakat Asia tenggara punya kesadaran cukup baik soal resiko keamanan saat melakukan transaksi perbankan dan pembayaran dari perangkat pribadi. Meski tetap ada kesenjangan antara pengetahuan dan tindakan.

Di Indonesia sendiri disebut memiliki jumlah insiden trojan mobile banking terbanyak selama semester satu 2021. Bersama dengan Vietnam.

Namun baik Indonesia dan Vietnam tidak masuk dalam 10 besar dunia untuk negara yang terdampak atas trojan itu. Indonesia berada di peringkat 31 dan Vietnam ke 27.

Untuk lima besar Trojan Mobile Banking terbanyak selama Q2 2021 adalah Rusia, Jepang, Turki, Jerman dan Perancis. Di Asia Tenggara ancaman itu masih rendah namun terdapat peningkatan dari April ke Juni yakni 367 dari 230 deteksi.

Tips Meningkatkan Keamanan di Online

Kaspersky juga membagikan sejumlah tips praktis untuk bisa meningkatkan keamanan finansial secara online.

1. Miliki Kartu Kredit Sementara

Ini bisa dilakukan sebagai pengganti kartu kredit utama saat melakukan belanja online. Tanya pada perusahaan kartu kredit apakah memungkinkan memiliki nomor kartu kredit sementara.

Jika mungkin hindari menggunakannya untuk membeli dengan pembaruan otomatis atau pembayaran rutin. Namun apabila kartu kredit sementara tidak mungkin ganti dengan yang berlimit rendah.

2. Gunakan Satu Perangkat Khusus

Apabila punya perangkat lebih dari satu, manfaatkan salah satunya khusus untuk transaksi perbankan dan belanja online. Hindari menggunakan komputer melakukan penjelajah lain, download file, memeriksa email, jejaring sosial dan aktivitas lain.

Dengan begitu membuat komputer bersih dari virus komputer. Tambahkan juga instal Google Chrome dengan HTTPS.

3. Gunakan Email Khusus

Buat email khusus untuk transaksi belanja online. Ini membuat jumlah spam yang diterima menjadi terbatas selain juga mengurangi resiko terdampak email berbahaya yang menyamar jadi promosi penjualan.

4. Kelola dan Lindungi Password

Ingat untuk tetap menggunakan password yang kuat dan berbeda tiap akun online. Jika kesulitan mengingatkan, gunakan pengelola kata sandi jadi bisa membantu menyimpan password yang kuat untuk banyak akun.

5. Pakai VPN

Jika belanja menggunakan WiFi publik, instal VPN terlebih dulu. Ini membuat data yang ditransfer akan terenkripsi antara komputer dan perangkat seluler. Server VPN juga bisa mencegah peretas membajak dan melihat data sensitif yang dimasukkan.

Comments