Dua mata pisau teknologi digital jasa keuangan

Hilda Nurhalida (44) tak ambil pusing saat ada pesan singkat nyasar masuk ke ponselnya. Berisi aksara Thailand dan angka-angka, SMS itu tak digubrisnya. Selang beberapa waktu, ia menerima pesan WhatsApp dari orang yang mengaku sebagai kasir sebuah mini market.

"Dia bilang mohon maaf saya salah kirim ke nomer anda, tolong forward SMS itu ya bu," kisah Hilda saat berbincang dengan Alinea.id, Senin (18/10).

Ibu dua anak ini mengaku tidak mempunyai kecurigaan sama sekali dan langsung meneruskan pesan SMS yang disebutkan sebagai voucher game itu. Di tengah kesibukannya mengurus rumah, Hilda pun tak sadar bahwa penerusan kode yang sebenarnya one time password (OTP) itu telah membuat akun WA-nya diretas.

Pelaku peretasan langsung bergerilya mengirim pesan ke kontak-kontak yang ada di akun WA-nya. Isi pesannya, meminjam uang untuk keperluan darurat dan akan segera diganti dalam waktu dekat. Lucunya, hacker juga mengirim pesan kepada suami Hilda yang berada di kantor. Saat itulah, ia baru menyadari WA-nya telah diretas. Ia pun tak bisa mengakses WA di ponselnya.

Dibantu sang suami, Hilda langsung menyebarkan pesan bahwa WA-nya telah di hack sehingga tidak ada kerabatnya yang menjadi korban penipuan. Beruntung, akun WA-nya bisa dipulihkan dalam hitungan hari.

Berbeda dengan Hilda, nasib apes dialami Ilham Bintang pada awal tahun 2020 bersamaan dengan datangnya pandemi. Korban peretasan ini telah kehilangan uang hingga Rp300 juta di rekening Commonwealth Bank. Kasus tersebut pun masuk ranah pidana, para pelaku pembobolan rekening yang tertangkap telah divonis hukuman dua sampai empat tahun penjara.

"Kalau yang perdata ke Commonwealth Bank belum selesai, masih tahap kesimpulan-kesimpulan, mungkin November selesai," katanya kepada Alinea.id, Rabu (20/10).

Sumber : https://www.alinea.id/bisnis/dua-mata-pisau-teknologi-digital-jasa-keuangan-b2cCo975z

Comments