Hasil Survei: Hoaks Berdampak Besar pada Perempuan

Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Jakarta- Hoaks membawa dampak negatif bagi yang mempercayainya, berdasarkan hasil survei The Truth Gap kaum perempuan yang terdapak paling besar atas sebaran informasi palsu tersebut.

Berdasarkan laporan Plan International yang merupakan organisasi pengembangan serta kemanusiaan yang memajukan hak anak dan kesetaraan pada perempuan, menemukan, terpaan dari hoaks dan kesalahan memiliki dampak besar bagi lebih dari 26 ribu perempuan dan wanita muda dari 26 negara.

Dampak tersebut mengubah cara para perempuan terlibat dalam berbagai masalah, dari Covid-19 hingga urusan politik.

“Berkecimpung di dunia daring memberi kesempatan perempuan untuk belajar danberkoneksi, tetapi secara intrinsik berbahaya untuk kami selama misinformasi atau disinformasi terus bertambah banyak,” ucap rekan penulis petisi dan anggota Plan Youth Advisory Board yang berusia 18 tahun, Rohini, melansir 14news.com, Selasa (5/10/2021).

Dalam studi skala besar pertama yang memiliki dampak gender dari misinformasi dan disinformasi daring menyatakan, 86 persen perempuan berpikir bahwa hal tersebut memiliki dampak negatif pada hidup mereka.

Satu dari tiga wanita melaporkan bahwa informasi yang salah berdampak bagi kesehatan mental mereka dan membuat mereka merasa stres, khawatir, dan gelisah.

Sebanyak 28 persen yang mengikuti survei tersebut telah dituntun untuk memercayai mitos atau “fakta palsu” mengenai Covid-19 dan 25 persen telah mempertanyakan apakah mereka akan divaksin untuk melawan virus tersebut.

Selain itu, sebanyak 19 persen mengatakan, kesalahan telah menuntun mereka untuk tidak memercayai hasil pemilu, ketika 18 persen telah berhenti berpartisipasi dalam politik atau masalah yang terjadi saat ini.

“Internet membentuk opini perempuan tentang diri mereka sendiri dan masalah yang mereka pedulikan. Penelitian kami memberikan kejelasan bahwa penyebaran informasi palsu secara daring tentu berbahaya. Itu berdampak pada kesehatan mental perempuan dan itu mungkin menjadi halangan yang menahan mereka untuk berhubungan dengan kehidupan publik,” ucap Shanna Marzilli, CEO sementara dari Plan International USA.

Sebanyak 65 persen perempuan yang mengikuti survei juga mengatakan, Facebook merupakan penyebar misinformasi dan disinformasi terbanyak dan diikuti oleh TikTok, WhatsApp, dan Youtube.

Plan International USA juga berusaha mendorong pemerintahan Biden untuk memastikan kebebasan daring dan proteksi dari kejahatan untuk perempuan dengan berkomitmen untuk membentuk Satuan Tugas Nasional tentang pelecehan daring dan kekerasan guna mengurangi krisis ini. Perempuan memiliki hak di dunia daring dan menerima keamanan di dalam dunia daring tersebut.

Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara

Sumber : https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4676637/hasil-survei-hoaks-berdampak-besar-pada-perempuan

Comments