Ilustrasi Cyber crime |
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengenai estimasi risiko siber di sektor finansial, estimasi total kerugian rata-rata tahunan yang dialami sektor jasa perbankan secara global yang disebabkan oleh serangan siber adalah mencapai 100 miliar dollar AS atau setara Rp 1.420 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dollar AS).
"Selama beberapa tahun terakhir, risiko dari ancaman dan insiden siber telah muncul sebagai isu yang berkembang di sektor perbankan," kata Teguh secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Lebih lanjut Teguh menyebutkan, di Indonesia sendiri, kerugian riil bank-bank umum akibat kejahatan siber mencapai Rp 246,5 miliar pada periode semester I-2020 hingga semester I-2021. Adapun potensi kerugian lain akibat kejahatan siber mencapai Rp 208,4 miliar.
Sementara itu, mengacu pada data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber yang terjadi sepanjang bulan Januari hingga Juli 2021 mencapai 741,4 juta serangan. Sektor keuangan menempati posisi kedua sebagai target serangan siber setelah sektor pemerintahan, terutama dalam bentuk malware.
Potensi risiko dan serangan siber akan semakin meningkat seiring dengan pesatnya peningkatan penyediaan layanan perbankan secara digital. "Oleh karena itu, upaya transformasi digital perlu diimbangi dengan manajemen risiko yang memadai, termasuk dalam mengelola keamanan siber," ucap Teguh.
Sumber : https://surabaya.tribunnews.com/2021/10/26/imf-warning-makin-serius-bank-bank-jadi-incaran-kejahatan-cyber
IMF Warning Makin Serius Bank-bank Jadi Incaran Kejahatan Cyber
Reviewed by Kelvin
on
October 27, 2021
Rating:
No comments: