![]() |
Ilustrasi vaksin Covid-19: Vaksin Convidecia menjadi salah satu vaksin yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM untuk vaksinasi di Indonesia.(SHUTTERSTOCK/Chokniti Khongchum) |
Selain itu, ada beberapa alasan lain seperti belum bisa divaksin karena baru sembuh dari Covid-19.
Alasan medis juga masih dominan seperti adanya penyakit penyerta atau komorbid dan gangguan autoimun.
"Ada juga yang masih menunggu vaksin (merek) tertentu yang dia rasa ingin dapat vaksin itu," tutur Dwi.
Dwi mengatakan, saat ini masih ada sekitar 2,5 juta warga ber-KTP DKI Jakarta yang belum menjalani vaksinasi dengan beragam alasan di atas.
Namun ada juga kemungkinan bahwa warga yang sudah memegang KTP DKI Jakarta pindah ke daerah lain tanpa mencabut status kependudukan mereka.
"Jadi KTP-nya Jakarta padahal orangnya tinggal di mana gitu," ujar dia.
Terkait masalah kependudukan ini, Dwi menyebut Pemprov DKI Jakarta sudah bergerak melalui perangkat di tingkat RT, RW hingga kelurahan.
"Nanti lurah menggunakan aplikasi data warga untuk mengetahui mana penduduk yang masih ada sebenarnya di dalam wilayah, mana yang sudah enggak ada," ujar dia.
Sebagai informasi, proses vaksinasi Covid-19 per tanggal 17 September 2021 di Jakarta untuk dosis pertama sudah mencapai 10.187.965 orang.
Dari jumlah itu terdapat 63 persen warga ber-KTP DKI, sedangkan warga ber-KTP non DKI sebanyak 37 persen.
Sedangkan untuk dosis kedua sudah mencapai 7.254.210 dengan KTP DKI 64 persen dan KTP non DKI 36 persen.
Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/17/20294411/informasi-hoaks-jadi-penyebab-sebagian-warga-jakarta-enggan-divaksin
Comments
Post a Comment