Pentingnya Literasi Keamanan Siber untuk Infrastruktur Teknologi Mumpuni

Literasi keamanan siber (Foto: Pexels/

ERA 5G di ambang mata. Kehadirannya menuntut semua pemangku kepentingan untuk bersiap dan mampu mengantisipasi tantangan serta peluang guna mengoptimalkan keunggulan teknologi yang dihadirkan. Salah satu isu relevan yang terus digencarkan edukasinya adalah tentang pentingnya literasi keamanan siber di semua kalangan, termasuk akademia.

Isu lain yang mengemuka di kalangan industri adalah standardisasi keamanan perangkat jaringan. Kritikalnya literasi keamanan siber dan juga standar verifikasi keamanan jaringan terutama di era 5G diperkirakan akan makin terkoneksi.

Rektor IT Del, Prof. Togar M Simatupang, PhD mengatakan bahwa perekonomian Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dibandingkan negara-negara tetangga dan diproyeksikan akan terus meningkat. Namun, mengingat angka kekurangan talenta keamanan siber yang mencapai lebih dari 2 juta orang di kawasan Asia Pasifik, Indonesia tidak boleh terlena dengan pertumbuhannya sehingga melupakan hal tersebut.

"Peta okupasi yang diterbitkan oleh BSSN, serta peluncuran Huawei ASEAN Academy Engineering Institute di Jakarta pada awal tahun ini dinilai sebagai bukti nyata kesadaran pemerintah dan industri terhadap peningkatan kapasitas SDM selain membangun infrastruktur teknologi yang mumpuni," ujarnya.

Mengutip perkataan Mayjen TNI Dr. Roebiono Kertopati, pendiri Lembaga Sandi Negara yang menjadi cikal bakal BSSN, Direktur Strategi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Dr. Sulistyo, S.Si, S.T., M.Si., mengingatkan bahwa SDM di tingkat individu sekalipun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan negara.

"Oleh karena itu, dibutuhkan keahlian yang mumpuni, mentalitas yang tangguh, dan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri masing-masing personel. Ini dapat diwujudkan melalui berbagai program pelatihan bersama yang melibatkan berbagai lapisan pemangku kepentingan," kata Roebiono.

Roebiono menambahkan, bahwa sesuai dengan arahan Strategi Nasional (Stranas) Keamanan Siber, sinergi quad-helix antara pihak pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan komunitas menjadi komponen utama dalam membangun ketahanan negara di ruang siber.

"Kami berterima kasih atas dukungan pihak swasta seperti Huawei yang juga turut andil dalam peningkatan kemampuan SDM Indonesia, khususnya di bidang keamanan siber," kata Roebiono.

Syarbeni, Cyber Security and Privacy Protection Officer (CSPO) Huawei Indonesia, menyampaikan bahwa kepercayaan pada keamanan siber telah menjadi perhatian utama seluruh dunia seiring dengan dunia yang semakin lebih digital. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pendekatan tanggung jawab bersama, serta diperlukannya mekanisme pengukuran keamanan siber yang terstandarisasi, efisien dan diakui secara global.

“Peluang yang dihadirkan teknologi masa depan seperti 5G, cloud dan AI diiringi pula dengan tantangannya tersendiri. Menghadapi berbagai tantangan tersebut tidak bisa dilakukan seorang diri. Diperlukan langkah bersama, dengan mengacu pada standar global seperti NESAS yang dikeluarkan oleh GSMA, untuk memastikan bahwa penilaian keamanan tidak hanya berdasarkan asumsi, namun berdasarkan fakta yang telah terverifikasi melalui metodologi yang telah diakui secara global,” jelasnya. (avia)

Sumber : https://merahputih.com/post/read/pentingnya-literasi-keamanan-siber-untuk-infrastruktur-teknologi-mumpuni

Comments