Waspada, Hybrid Office Buka Celah Hacker Curi Data Perusahaan


Hacker asal Rusia kabarnya mencuri data rahasia milik NSA. (Doc: Lifehacker)
Di era serba digital, terlebih dengan budaya kerja yang berjalan dengan cara hybrid, penting untuk organisasi maupun individu agar aware dengan kejahatan siber yang mengintai.

Dilansir dari data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), terdapat lebih dari 1,6 miliar anomali trafik yang terlacak sepanjang tahun 2021, 3 terbesar dilaporkan terjadi di situs pendidikan, situs swasta, dan situs milik pemerintah daerah. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan rasa tanggung jawab terhadap data-data yang ada, hal tersebut dapat diminimalisir.

“Cybersecurity culture menjadi penting karena dengan adanya hybrid office seperti sekarang ini, pelaku kejahatan siber memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertindak," kata Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

"Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan siber, antara lain dengan perilaku seluruh insan organisasi yang sadar akan proteksi data, konsistensi dari komunikasi internal terkait keamanan data dan teknologi, program yang terencana dan terimplementasi yang baik untuk membangun budaya sadar keamanan siber," lanjut dia.

Dalam webinar berjudul “Building Cybersecurity Culture” yang diadakan oleh RSM Indonesia Partner Technology Risk Consulting RSM Indonesia Ponda S. Hidajat dan Senior Manager Technology Risk Consulting RSM Indonesia Erikman D. Pardamean memaparkan terkait pentingnya awareness dan berjalannya budaya keamanan siber di organisasi.

Perangkat dan aplikasi yang umum digunakan seperti Microsoft, Facebook, Twitter, Canva, dan banyak lainnya tidak luput dari serangan breaches dan hacking.

Menurut pantauan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang tahun 2021, dari anomali trafik yan terdeteksi, terdapat 1,6 miliar pergerakan anomali di dunia siber yang terdeteksi dan 7,9 juta berasal dari pergerakan malware dan 5,4 juta dari phising.

“Data terbaru menunjukkan sebanyak lebih dari 4000 pengguna data di sektor pemerintahan telah terinfeksi oleh malware. Dengan kondisi ini kita harus lebih peduli dengan keamanan sistem yang kita gunakan dan disarankan mengganti password akun yang dimiliki secara berkala guna menghindari information phishing dan hacking,” ujar Technology Risk Consulting Partner RSM Indonesia Ponda S. Hidajat.

Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4900871/waspada-hybrid-office-buka-celah-hacker-curi-data-perusahaan

Comments