Perusahaan Perlu Tingkatkan Antisipasi Serangan Siber

 Gelaran konferensi virtual Fortinet



Fortinet, perusahaan teknologi global untuk keamanan siber, baru saja menggelar konferensi virtual Fortinet's Secure Operational Technology Summit. Konferensi diadakan untuk mengedukasi pelaku bisnis di kawasan Asia-Pasifik mengenai pentingnya membangun ketahanan siber untuk melindungi transformasi digital dan perangkat operasionalnya.

Topik yang diangkat mulai dari gangguan ransomware, pelanggaran rantai pasokan, mengamankan akses jarak jauh, serta implementasi strategis untuk keamanan industrial control systems (ICS) yang diangkat dalam tema Building Cyber Resilience in a Digital-First World.

Menurut, CISO, Operational Technology North America, Fortinet Richard Peters, yang membawakan tema Top 5 Operational Technology (OT) Cybersecurity Challenges Facing CISOs in 2022, mengatakan bahwa lingkup OT yang sebelumnya terpisah saat ini tidak lagi terisolasi.

Sistem tersebut kini sudah terkoneksi secara langsung dengan pihak ketiga, seperti produsen peralatan asli (original equipment manufacturer/OEM). “OT saat ini telah menjadi target serangan. Lebih dari 50% organisasi bisnis telah terdeteksi terdapat aktivitas botnet,” ungkap Richard.

Dia pun memaparkan sejumlah data, seperti 36% organisasi industri menyatakan bahwa kecanggihan lanskap ancaman saat ini menjadi tantangan tertinggi dalam mencegah serangan ransomware. Selain itu, hampir setengah responden tidak bisa menjamin keamanan sistem pada karyawan yang bekerja dari rumah.

“Inilah waktunya untuk mulai berpikir secara proaktif dengan perspektif ofensif, berpikir dari dalam ke luar. Kita benar-benar berbicara hal substansial tentang meningkatan porsi investasi untuk keamanan siber sebagai prioritas,” imbuhnya.

Prioritas Perusahaan

Sementara itu, Associate Vice President IDC Asia/Pacific Stephanie Krishnan menyampaikan, saat ini, yang paling penting bukan hanya Industri 4.0, tetapi juga tentang prioritas bagi organisasi bisnis dalam menerapkan teknologi dan kebutuhan untuk keamanan sibernya.

Menurut dia, perusahaan tidak bisa hanya berbicara tentang hasil data dan konektivitas operasional yang dibutuhkan, tapi juga tren keamanan. Mereka perlu membangun ketahanan keamanan siber di seluruh organisasi industri dan implikasinya, terutama ketika ada integrasi internet of things (IoT).

“Kita akan memiliki pandangan masa depan tentang apa yang akan terjadi saat kita bergerak maju dengan keaman siber,” tutur Stephanie, saat mempresentasikan paparan bertema The Future of Security for Industry 4.0.

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri terkait keamanan siber, antara lain semakin meningkatnya konektivitas, visibilitas, dan kolaborasi, sehingga akan semakin membuat rawan titik akhir (endpoint) dari sebuah sistem.

Selain itu, terintegrasinya peralatan fisik dengan sistem semakin membuka celah untuk mendapatkan serangan siber.

Sementara itu, selain Stephanie dan Richard, konferensi tersebut juga menghadirkan diskusi panel bertema Rethinking the approach to Industrial Control Systems Security yang menghadirkan Global, Cybersecurity Strategist Yokogawa USTC Camilo Gomez, Global Head of Growth Strategy, Industrial Cyber & Digital Security Siemens Energy Mex Martinot, Chief Information Security Officer (APAC) Schneider Electric Andre Shori, serta Business Development Director, Operational Technology Fortinet Emmanuel Miranda.

Sumber : https://investor.id/it-and-telecommunication/291089/perusahaan-perlu-tingkatkan-antisipasi-serangan-siber

Comments