Cloudflare: Serangan DDoS Terbaru Banyak Berasal dari Indonesia

 

Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware. Kredit: Elchinator via Pixabay
Cloudflare secara otomatis mendeteksi dan memitigasi 26 juta permintaan per detik (request per second) serangan DDoS.

Menurut Cloudflare, itu adalah serangan DDoS terbesar yang pernah tercatat pada protokol HTTPS. Serangan itu, kata Cloudflare, menargetkan situs web pelanggan menggunakan paket Gratis dari Cloudflare.

Mirip dengan serangan 15 juta rps sebelumnya pada April 2022, serangan ini juga sebagian besar berasal dari penyedia layanan cloud. Itu menjadi salah satu indikator penggunaan mesin virtual yang dibajak dan server yang kuat untuk menghasilkan serangan tersebut.

Selain itu, pada bulan Agustus 2021, Cloudflare juga mendapati serangan DDoS 17,2 juta rps pada protokol HTTP.

"Semua secara otomatis terdeteksi dan dimitigasi oleh HTTP DDoS Managed Ruleset kami yang didukung oleh sistem perlindungan DDoS edge otonomos kami," ujar Cloudflare di dalam keterangannya.

Serangan DDoS 26M rps berasal dari botnet kecil namun kuat dari 5.067 perangkat. Rata-rata, setiap node di bot itu menghasilkan sekitar 5.200 rps pada puncaknya.

Sebagai perbandingan, Cloudflare telah melacak botnet lain yang jauh lebih besar tetapi kurang kuat pada lebih dari 730.000 perangkat.

Ternyata, botnet yang lebih besar tidak dapat menghasilkan lebih dari satu juta rps, yaitu rata-rata sekitar 1,3 rps saja per perangkat.

"Sederhananya, botnet baru ini rata-rata 4.000 kali lebih kuat karena penggunaan mesin virtual dan server," tutur Cloudflare.

Sumber : https://www.liputan6.com/tekno/read/4987685/cloudflare-serangan-ddos-terbaru-banyak-berasal-dari-indonesia

Comments