Mantan Ketua Komisi Solarium Cyberspace, Mike Gallagher mengatakan, “Jika situasinya meningkat lebih jauh, saya pikir kita akan melihat serangan siber Rusia terhadap infrastruktur penting kita.”
Kecemasan Gallagher juga dirasakan oleh para pakar lainnya.
Seberapa siapkah Amerika untuk kemungkinan perang dalam dunia maya yang bisa menghancurkan itu? Jawabannya, rumit.
Seorang pengusaha dan penyusun kode kelahiran Prancis yang sukses, Nicolas Chaillan bergabung dengan pemerintah AS tahun 2016 untuk membantu melawan kejahatan dunia maya di tingkat internasional. Sejak itu, ia semakin kecewa dengan kemampuan pemerintah untuk melindungi sistem sibernya.
Situasi di sebagian perusahaan swasta yang mendukung infrastruktur penting Amerika tidak lebih baik, katanya.
“Jadi, akhirnya Anda lihat banyak perusahaan membuat sistem itu dapat diakses dari internet, karena mereka tidak memiliki cukup ahli untuk mengelala secara lokal. Jadi, mereka harus mengirim orang dari jarak jauh, secara virtual untuk pergi dan menghubungkan sistem itu. Tetapi cara seperti itu secara efektif membuka peluang bagi risiko di dunia maya yang besar,” ujar Chaillan.
Chaillan mengingatkan serangan siber tahun 2021 di Colonial Pipeline, sebuah sistem transfer bahan bakar Amerika yang menyebabkan separuh Pantai Timur AS tanpa gas, sehingga memengaruhi kehidupan jutaan orang selama berhari-hari.
Chaillan menambahkan, sangat mungkin bahwa musuh geopolitik AS telah menanamkan alat siber ke dalam sistem Amerika - alat yang pada masa depan bisa diaktifkan pada saat kritis.
Pakar lain mengatakan bahwa dampak serangan siber semacam itu, bahkan yang bersifat luas, masih akan terbatas baik dari segi geografi maupun sektor infrastruktur yang terdampak.
Sumber : https://www.voaindonesia.com/a/rusia-bisa-serang-as-dengan-serangan-siber/6599872.html
Comments
Post a Comment