5 Cara Menjaga Keamanan m-Banking, Supaya Kamu Nggak Kebobolan!

Beberapa waktu lalu sempat Viral berita saldo rekening nasabah m-Banking suatu perbankan tiba-tiba hilang. Disimpulkan dari banyak-nya konten Informasi sampai Berita yang berseliweran di berbagai macam platform sosial media, diyakini jika penyebab hilangnya saldo tersebut dikarenakan modus terbaru yang didukung oleh Kecanggihan Teknologi. 

Alibi pelaku sebagai Kurir pengirim paket yang hendak mengantarkan barang, alih-alih langsung menghubungi Target, pelaku mengirimkan sebuah file .apk (format file instalasi pada Android) yang sudah ditanamkan Malware untuk meretas Perangkat korban yang memiliki m-Banking. Tidak hanya sebagai kurir paket, bahkan modus terbaru kali ini ditemukan cara sejenis namun menggunakan alibi modus sebagai kartu undangan pernikahan.

Memang perkembangan zaman semakin cepat dan pesat, para pengguna seluruh jasa layanan rasanya saat ini sudah dituntut untuk wajib mengikuti-nya juga. Bagai pisau bermata-dua, jika serangan dilakukan melalui media Kecanggihan teknologi, maka obat-nya juga melalui Kecanggihan teknologi plus Kewaspadaan pengguna itu sendiri. Berikut beberapa macam ancaman modus dan cara pencegahannya.

1. Menggunakan antivirus terpercaya
Anti-virus tidak digunakan hanya pada komputer, namun juga sangat diperlukan di perangkat Android. Walaupun Android dibangun pada dasarnya menggunakan sistem Linux, nyatanya sudah banyak berkembang cara-cara baru yang lebih modern untuk membobol sistem Android ini.

Menggunakan antivirus terpercaya seperti: Kaspersky, Avast, ESET, dan masih banyak lagi. Dapat membantu kita untuk meminimalisir perangkat kita dari bahaya serangan cyber. Ini dikarenakan Antivirus tersebut akan memindai setiap kode dan data berisikan virus dan malware yang sudah terancang atau tertanam di dalam sebuah file maupun aplikasi, lebih daripada itu, bahkan antivirus juga dapat memindai dan mencegah serangan melalui jaringan (Seperti contohnya: teknik hacking man in the middle) yang biasa dan umum terjadi ketika kita menggunakan wi-fi publik.

2. Tidak sembarangan 'meng-klik' file tidak dikenal ataupun Link yang tidak dikenal
Himbauan ini sangat ditekankan karena bisa dibilang serangan ini adalah yang paling sering terjadi dan umum, namanya adalah serangan Phishing.  para peretas biasanya sudah menyiapkan beberapa tools  yang dapat menjadi media untuk melakukan serangan hacking terhadap perangkat korban yang kebanyakan akan menyasar akun banking bahkan akun sosial media, tidak sebatas itu target utamanya kebanyakan adalah email ataupun nomor WhatsApp.

Tidak hanya file namun juga Link dapat ditanami dengan perangkat peretas seperti misalnya keylogger, yang di mana keylogger ini akan menyimpan key stroke yang kita ketik atau data apa yang kita input yang nantinya akan di-record dan Dikirim ke database sang hacker.

Ditekankan di poin pertama bahwa kita perlu menginstal antivirus adalah karena mereka dapat melindungi perangkat kita dengan mendeteksi bahwa link yang dicurigai adalah phishing, dan antivirus akan langsung memblokir akses langsung browser ataupun aplikasi perangkat kita untuk mengakses link tersebut. Dan Jika ternyata Malware diselipkan di dalam file, maka antivirus akan langsung memblokir aplikasi yang sudah terinfeksi virus atau Malware tersebut dengan tidak mengeksekusinya ke dalam sistem.

3. Selalu ikuti update perkembangan terkini
Dengan mengikuti update perkembangan terkini seputar dunia teknologi atau bahkan lebih spesifiknya kasus Apa yang sedang viral, Seperti contohnya kasus pembobolan m-banking, viralnya Ransomware, atau menyebarnya Malware-malware di tertentu akan membuat kita sebagai penyimak berita menjadi lebih aware atau Waspada terhadap kasus-kasus yang sedang terjadi saat ini. Sehingga otomatis kita akan melakukan pencegahan dan persiapan Dini agar tidak menjadi korban selanjutnya.

* informasi tambahan: Malware adalah sebutan umum yang merujuk kepada aplikasi-aplikasi ataupun program dan kode yang diperuntukkan membantu aktivitas kejahatan hacking ataupun hal serupa yang dapat merusak piranti yang ditargetkan ataupun yang tidak ditargetkan (collateral damage). Virus, ransomware, trojan misalnya; adalah mereka yang termasuk ke dalam family malware

4. Berkonsultasi dengan kerabat yang mengerti atau profesional di bidang IT
Sepertinya akan sedikit beruntung jika kita memiliki kerabat dekat mulai dari keluarga hingga teman yang sangat mengerti dunia IT, karena mereka dapat dijadikan konsultan untuk membahas tema tentang keamanan cyber. Meskipun tidak semua orang IT paham tentang cyber security, namun minimalnya mereka dapat memberikan kita rujukan atau masukan untuk melakukan pencegahan dini terhadap serangan-serangan yang mungkin terjadi menggunakan kecanggihan teknologi.

Atau bahkan Anda sebagai perseorangan hingga selevel perusahaan yang sangat menjaga ketat akan data privasi dan keamanan aset digitalnya akan menyewa dan membayar seorang profesional untuk dijadikan konsultan bahkan vendor instalasi keamanan.

5. Waspada dengan teknik Social Engineering

Mudahnya teknik sosial engineering ini adalah salah satu kemampuan pasif atau soft skills yang wajib dimiliki oleh para peretas Untuk memanipulasi psikologi dalam skenario untuk membobol sebuah sistem tertentu. Tentunya jika dari aspek aplikasi software atau bahkan sampai jaringan sudah sedemikian ketatnya tidak dapat hacker tembus, bagi mereka seni social engineering adalah meretas manusianya itu sendiri. Karena dengan mereka retas manusianya, otomatis juga mereka sudah mengunci mati sistemnya.

Gampangnya begini, bayangkan ada seorang pria tiba-tiba mendatangi seorang perempuan untuk meminta kata sandi sosial medianya. Apakah akan diberikan? Saya rasa atau bahkan anda tentu saja tidak akan diberikan. Akan tetapi jika pelaku ini berpura-pura menjadi seorang dan/atau sebagai figur tertentu yang bisa mempengaruhi target (wanita tersebut) tentu akan dengan sangat mudah untuk meminta kata sandinya. 

Misalnya yang paling umum adalah ketika pacaran, walaupun kedua belah pihak dilindungi undang-undang privasi. Tentu saja akan dengan sangat mudah salah satu dari mereka atau bahkan keduanya mendapatkan akses untuk mengakses seperti kata-sandi maupun perizinan tertentu terhadap sistem Android, email hingga sosial media.

Atau Adapun sebagian pihak yang berpura-pura menjadi seorang vendor PLN ataupun PAM dapat dengan mudah menerobos masuk ke dalam rumah orang bahkan tanpa dicurigai ketika menyentuh aset-aset vital di dalam rumah tersebut.

Secara keseluruhan beberapa cara di atas adalah cara yang paling sering umum digunakan oleh para penjahat cyber serta langkah pencegahan dini yang terbaik, diharapkan kita semua terjaga dari marabahaya yang merugikan di era digitalisasi 4.0 saat ini. Jika kita mengingat lagi kalimat sosok yang sangat ikonik di sebuah acara stasiun televisi zaman dahulu


Sumber : https://www.kompasiana.com/ahisinuina/63d2b91808a8b51b7664d1c2/waspada-5-teknik-serangan-siber-dalam-membobol-saldo-rekening?page=all

Comments