VIDA Ajak Tingkatkan Kesadaran Perlindungan Data Pribadi

Menyambut World Data Privacy Day pada 28 Januari mendatang, penyedia identitas digital Indonesia VIDA mengajak pemerintah dan pelaku industri agar meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan kepercayaan digital.

Pasalnya, ada kekhawatiran dari pengguna teknologi digital soal keamanan data mereka. 

Misalnya saja kalangan Gen-Z, meskipun dikenal sebagai generasi digital native yang melek teknologi, mereka tetap khawatir terhadap keamanan data pribadi.

Survei yang dilakukan Komnas HAM pada 2020 lalu menunjukkan sebanyak 78,4% responden menganggap data pribadi mereka tidak aman di internet. 

Beriringan dengan itu, Survei Indikator Politik Indonesia pada Oktober 2022 menunjukkan bahwa Gen-Z punya keraguan soal kerahasiaan data pribadi yang mereka daftarkan dalam aplikasi.

Chief Revenue Officer VIDA Adrian Anwar mengatakan, peningkatan kesadaran perlindungan data pribadi sejalan dengan aturan yang baru saja disahkan. Gerakan itu, lanjutnya, menjadi respons langsung dari ancaman siber yang kerap terjadi di Indonesia.

"Ini bisa menjadi respons langsung dari ancaman siber, salah satunya mencakup persoalan pencurian dan penyalahgunaan identitas," imbuhnya di Jakarta, Kamis (12/1).

Apalagi bagi kalangan muda, aktivitas mereka di dunia maya lebih mudah dibentuk jika dibandingkan dengan generasi lainnya. 

Meski membawa banyak manfaat, Adrian tak menampik aktivitas itu turut membawa ancaman tersendiri bagi keamanan data pribadi.

"Ancaman itu dikarenakan hanya mereka yang menjadi generasi pertama dalam mengadopsi fitur-fitur terbaru," ujar Adrian.

Menurut dia, hal tersebut wajib mendapat perhatian khusus supaya generasi muda bisa lebih mengenali potensi ancaman siber. Dengan begitu, mereka bisa memegang tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang.

Asumsi itu turut didukung oleh studi yang dilakukan National Cyber Security Alliance (NCSA), di mana kalangan Gen-Z (51%) di Amerika Serikat dan Inggris mengungkapkan mereka pernah menjadi korban serangan siber dibandingkan kaum Baby Boomers (21%).

Sekalipun pengguna layanan digital punya peran sebagai garda terdepan dalam perlindungan data pribadi, usaha mitigasi kejahatan siber juga harus mendapat sokongan inovasi teknologi yang sesuai dengan tren kekinian oleh para pelaku bisnis digital.

Pemenuhan akan tuntutan keamanan siber, ungkap Adrian, wajib menjadi fokus guna mencegah potensi munculnya keraguan terhadap layanan digital yang berujung pada keengganan dalam bertransaksi digital.

"Potensi tren tersebut menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku bisnis di tengah terjadinya transformasi digital mengingat dapat mempengaruhi ekspansi atau peningkatan skala bisnis," kata dia.

Sepaham, Co-Founder & Chief Operating Officer VIDA Gajendran Kandasamy menganggap kesadaran akan pentingnya data pribadi bisa dimulai dari ketelitian masyarakat, khususnya dari milenial dan Gen-Z sebelum menggunakan aplikasi dan layanan digital.

"Mereka bisa membaca syarat dan ketentuan sebelum memberi konsen penggunaan data pribadi. Selain itu, masyarakat perlu memperhatikan ke mana mereka memberikan data pribadinya dan apakah pihak itu telah tersertifikasi soal pengelolaan data pribadi atau belum," jabar Gajendran.

Lebih lanjut, Adrian menjelaskan VIDA saat ini menggunakan basis teknologi terdepan dan berpusat pada konsumen sehingga bisa menjadi bekal bersama untuk berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat soal keamanan siber di tengah tingginya penetrasi teknologi.

Saat ini, VIDA berkomitmen merangkul lebih banyak lagi masyarakat dari berbagai kalangan agar mau masuk ke dalam ekosistem digital, khususnya dari kalangan pelaku usaha, pemerintah, dan generasi muda.

"Melalui komitmen ini, VIDA fokus wujudkan transformasi digital dan kesadaran keamanan siber yang tidak hanya terbatas pada kalangan tech savvy namun juga mencakup golongan underserved," tandasnya.


Sumber : https://www.validnews.id/ekonomi/vida-ajak-tingkatkan-kesadaran-perlindungan-data-pribadi

Comments