Pendiri ChatGPT Ungkap Dampak Baik dan Buruk Artificial Intelligence

Tak bisa dipungkiri chatbot artificial intelligence (AI) ChatGPT menjadi pembicaraan topik terhangat di dunia IT awal tahun ini.

ChatGPT mampu melakukan banyak hal mulai mengerjakan soal ujian, menulis surat hingga membuat coding. Tak heran, banyak pihak memprediksi ChatGPT mampu menggantikan peran mesin pencari Google dalam beberapa tahun ke depan.

Pendiri ChatGPT Sam Altman mengungkapkan manfaat dan risiko implementasi artificial intelligence bagi kehidupan manusia.

"Saya dapat membayangkan bagaimana kita memiliki sebuah sistem yang dapat memberikan informasi luar biasa dan menyelesaikan kebuntuan serta meningkatkan semua aspek kehidupan sehingga membuat kehidupan kita jauh lebih mudah dan baik," katanya.

"Artificial intelligence memberikan manfaat yang luar biasa karena mampu melakukan banyak hal," ujarnya.

Tentunya, di balik segudang manfaat artificial intelligence ada sisi negatif yang dapat disalahgunakan manusia seperti menyebarkan hoax, membuat malware, hingga membuat email untuk phishing (mencuri data).

"Saya lebih khawatir tentang kasus penyalahgunaan artificial intelligence yang tidak disengaja dalam jangka pendek," katanya.

Altman mengatakan OpenAI akan bereksperimen dengan teknologi watermarking dan teknik lain untuk melabeli konten yang dihasilkan oleh ChatGPT.

Namun, ia memperingatkan sekolah dan pembuat kebijakan nasional agar tidak bergantung pada alat ini.

Butuh Regulasi

Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menjadi penentu inovasi dan perkembangan teknologi di masa depan, mengingat saat ini perusahaan teknologi raksasa hingga negara fokus mengembangkan artificial intelligence yang lebih canggih untuk berbagai kepentingan.

Sayangnya, pengembangan artificial intelligence tidak diatur oleh regulasi global sehingga rentan disalah gunakan.

Bisa saja, teknologi artificial intelligence ikut digunakan dalam pengembangan senjata militer yang bisa memusnahkan ras manusia.

CEO Nvidia Corp Jensen Huang mendorong artificial intelligence diatur oleh regulasi dan norma sosial karena rentan disalah gunakan. Teknologi artificial intelligence bisa digunakan untuk kebaikan dan merugikan orang lain tergantung oleh pihak yang menggunakan dan mengembangkannya.

"Jika Anda melihat inovasi artificial intelligence dapat membuat hidup nyaman dan menakjubkan untuk masyarakat tetapi teknologi (artificial intelligence) itu bisa jadi membahayakan," kata Huang dalam sebuah acara di Swedia seperti dikutip Reuters.

Huang mendesak adanya badan standarisasi teknis untuk memastikan pengembangan sistem artificial intelligence aman seperti bidang kedokteran yang membuat regulasi praktik aman.

Tentunya, Huang meminta pihak yang mengembangkan artificial intelligence untuk mengedepankan aspek hukum dan norma sosial sehingga teknologi AI memberikan kebaikan dan manfaat kepada manusia.

"Semuanya berevolusi sekarang. Semoga AI bisa membawa kita ke tempat yang lebih baik," kata Huang.

Huang adalah salah seorang tokoh penting bidang artificial intelligence (AI) karena Chip Nvidia banyak digunakan oleh perangkat komputer, termasuk komputer super yang dikembangkan Microsoft untuk OpenAI, startup yang membuat ChatGPT.


Sumbet : https://infokomputer.grid.id/read/123677531/pendiri-chatgpt-ungkap-dampak-baik-dan-buruk-artificial-intelligence?page=all

Comments