Elon Musk Beli Ribuan GPU untuk Project AI Twitter


 Lebih dari satu bulan setelah mempekerjakan sejumlah mantan peneliti DeepMind, Twitter dilaporkan melangkah maju dengan projek kecerdasan buatan (AI) internal. Elon Musk baru-baru ini membeli 10 ribu GPU untuk digunakan di satu dari dua data center Twitter yang tersisa.

 Mengutip Business Insider, pembelian ini mengindikasikan komitmen Musk terhadap proyek tersebut, secara khusus mengingat Twitter tidak memiliki banyak alasan untuk menghamburkan banyak uang pada GPU bertaraf data center jika tidak berniat memanfaatkannya demi kepentingan proyek AI.
 
Proyek ini dilaporkan melibatkan kreasi AI generatif yang akan dilatih Twitter pada data berjumlah besar miliknya. Belum tersedia informasi terkait cara Twitter dalam memanfaatkan teknologi tersebut.

Laporan tersebut mengindikasikan bahwa AI generatif dapat meningkatkan fungsionalitas pencarian platform tersebut, atau membantu Twitter dalam membangun kembali bisnis periklanan mereka.
 
Selain itu, laporan ini menawarkan keputusan terkini Musk untuk menandatangani surat terbuka, menyerukan penundaan pengembangan AI selama enam bulan. Musk telah dengan vokal mengkritik OpenAI, organisasi penelitian AI yang didirikannya bersama pendiri lain.
 
Musk menyebut dirinya masih bingung terkait cara organisasi non-profit penerima donasinya sebesar USD100 juta (Rp1,5 triliun) menjadi perusahaan profit dengan nilai pasar sebesar USD30 miliar (Rp445,6 triliun).
 
Dalam salah satu cuitan membahas soal OpenAI Limited Partnership tersebut, Musk juga mempertanyakan legalitas kemampuan OpenAI tersebut dan alasan pihak lain tidak melakukan hal serupa OpenAI.
 
Pada tahun 2018 lalu, Musk dilaporkan menyampaikan kepada Sam Altman, salah satu rekan co-founder di OpenAI, bahwa laboratorium ini tertinggal jauh dari Google. Musk kemudian menyarankan bahwa dirinya harus menjadi pihak yang menjalankan perusahaan tersebut, namun proposal tersebut ditolak Altman dan founder OpenAI lainnya.
 
Perebutan kekuasaan ini mendorong pengunduran diri Musk dari OpenAI, meski secara publik, kedua pihak menyatakan bahwa kepergian Musk akibat konflik minat yang melibatkan Tesla. Kala itu, OpenAI menyebut bahwa Musk akan terus mendanai penelitian yang dilakukannya.
 
Namun, menurut Semafor, pemberian dana dari Musk berhenti setelah kepergiannya, meski telah berjanji untuk tetap memberikan dana sebesar sekitar USD1 miliar (Rp14,9 triliun) kepada OpenAI. Keputusan Musk ini menempatkan OpenAI dalam masa sulit dalam menghimpun pendanaan.
 
Sementara itu pada tahun 2019 lalu, OpenAI ini mengumumkan pihaknya tengah menciptakan anak perusahaan terfokus pada profit guna mengamankan pendanaan yang dibutuhkan untuk proyek yang dinaunginya.
 
Pada tahun yang sama, OpenAI juga mengumumkan pendanaan senilai USD1 miliar (Rp14,9 triliun) dari Microsoft. Saat OpenAI membuka akses ChatGPT kepada publik pada bulan November lalu dan chatbot ini mulai mendominasi pemberitaan, Musk dilaporkan marah besar.
 
Satu bulan kemudian, Musk memutuskan akses OpenAI ke kumpulan data milik Twitter, dan kini, Musk diyakini berupaya untuk bersaing dengan organisasi lama yang dipimpinnya tersebut.
 

Comments