Investasi Baru Pusat Data di Indonesia Terus Bertambah


 Kapasitas fasilitas pusat data di Indonesia telah mencapai 200 megawatt pada akhir 2022. Kapasitas itu diperkirakan bertambah 100 megawatt menjadi 300 megawatt pada 2023. Kenaikan penetrasi pengguna internet setiap tahun memengaruhi investasi baru pusat data.

Ketua Umum Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma menyampaikan hal itu saat dihubungi, Selasa (11/4/2023), di Jakarta. IDPRO berdiri pada Juni 2016 beranggotakan enam perusahaan pengelola pusat data dengan kapasitas terpasang 32 megawatt (MW). Pada 2022, jumlah anggota IDPRO bertambah menjadi 14 perusahaan.

”Beberapa anggota asosiasi telah menyatakan siap membangun fasilitas baru pusat data yang kami perkirakan kapasitasnya naik hingga menjadi 300 MW,” kata Hendra.

Laporan riset konsultan properti Cushman & Wakefield tahun 2019 menyebutkan, kapasitas pusat data di Indonesia berpotensi bertambah hingga lebih dari 1 gigawatt dalam kurun sembilan tahun. Kenaikan penetrasi pengguna internet setiap tahun menjadi pemicu utama adanya potensi pembangunan baru. Pemicu lainnya adalah bisnis gim, komputasi awan, dan konten.

Hendra mengatakan, potensi penambahan kapasitas hingga menjadi lebih dari 1 gigawatt akan menyasar ke jenis fasilitas pusat data berskala hiper (hyperscale data center) sekaligus pusat data yang berlokasi dekat jaringan atau pengguna sehingga memungkinkan interkoneksi lebih cepat (edge data center).

Petugas memonitor jaringan BTS di ruang Integrated Operation Center Telkomsel, Jakarta, Jumat (22/12/2017). Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas komunikasi dan data selama periode Natal dan Tahun Baru, operator telah meningkatkan kualitas dan menambah layanan kapasitas jaringan agar jaringan tetap prima.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas memonitor jaringan BTS di ruang Integrated Operation Center Telkomsel, Jakarta, Jumat (22/12/2017). Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas komunikasi dan data selama periode Natal dan Tahun Baru, operator telah meningkatkan kualitas dan menambah layanan kapasitas jaringan agar jaringan tetap prima.

Ketua Bidang Aplikasi Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Djarot Subiantoro menambahkan, jika diukur per kapita, ketersediaan pusat data di Indonesia masih sekitar 0,6 watt per kapita; Jepang 6 watt per kapita; dan Singapura 60 watt per kapita. Artinya, masih banyak ruang tumbuh bagi pengelola fasilitas pusat data meskipun juga bergantung pada perkembangan sumber daya manusia, infrastruktur jaringan telekomunikasi, pasokan daya listrik, dan kebijakan pemerintah.

”Jakarta dan sekitarnya masih menjadi magnet pusat data bagi pasar domestik, sedangkan Batam untuk pasar internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah mengatakan, pada Desember 2022, Telkom melalui NeutraDC memulai peletakan batu pertama fasilitas pusat data berskala hiper (HDC) kedua di Batam. Fasilitas ini memiliki total kapasitas 75 MW dan kapasitas beban teknologi informasi 51 MW. Telkom juga mengembangkan pusat data di Cikarang. Kedua fasilitas ini akan dikoneksikan ke pusat data berskala lebih kecil yang tersebar di kota-kota kecil.

Baca juga: Industri ”Data Center” Tumbuh, Jumlah SDM Masih Sedikit

Tampak depan Data Center Kampus DCI Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/5/2021). DCI Indonesia mulai meresmikan gedung data center JK5 melengkapi tiga gedung data center yang telah beroperasi sebelumnya. Penambahan gedung data center tersebut untuk meningkatkan layanan bagi pelanggan di Indonesia serta membangun ekosisem data center lokal terlengkap di Indonesia yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Tampak depan Data Center Kampus DCI Indonesia di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/5/2021). DCI Indonesia mulai meresmikan gedung data center JK5 melengkapi tiga gedung data center yang telah beroperasi sebelumnya. Penambahan gedung data center tersebut untuk meningkatkan layanan bagi pelanggan di Indonesia serta membangun ekosisem data center lokal terlengkap di Indonesia yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

Menurut Ririek, bisnis pusat data mampu menghasilkan multi keuntungan sampai lebih dari 20 kali lipat. Anak usaha lain yang pernah fokus ke bisnis pusat data akan dikonsolidasikan. ” Kami sasar Batam karena kabarnya Singapura sudah tidak dapat menerima tambahan fasilitas pusat data. Padahal, permintaan dari Singapura masih tinggi. Di Batam, tidak ada persoalan konektivitas jaringan telekomunikasi,” tuturnya.

Managing Director of EdgeConneX untuk Asia Pasifik Kelvin Fong menambahkan, tahun lalu, EdgeConneX mengakuisisi pusat data milik PT Graha Teknologi Nusantara. EdgeConneX juga masih mempunyai sebidang tanah yang bersebelahan langsung dengan fasilitas itu. Menurut rencana, EdgeConneX akan membangun fasilitas pusat data berkapasitas lebih dari 90 MW.

Pada hari yang sama, PT Astra International Tbk (Astra) dan Equinix mengumumkan pembentukan usaha patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia. Salah satunya adalah fasilitas pusat data. Presiden Direktur Astra Djony Bunarto, mengatakan, usaha patungan ini diharapkan akan memperkuat infrastruktur pusat data yang membantu pelaku bisnis.

Sumber : https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/11/tambahan-kapasitas-100-mw-pada-2023

Comments