Transformasi Digital Bank BRI Demi Majukan Inklusi Perbankan


Sebagai BUMN, Bank Rakyat Indonesia punya target untuk memiliki 84 persen penduduk Indonesia berpartisipasi dalam sistem perbankan. Mereka mengaku sedang melompat jauh melewati persaingan fintech dengan strategi digital inovatif yang memiliki antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interfaces/API) sebagai intinya.

Dalam bisnis perbankan, kepercayaan sangat penting - tidak hanya antara bank dan nasabahnya, tetapi juga antara bank dan mitra-mitra bisnisnya.
 
Menyadari pentingnya memperoleh dan mempertahankan kepercayaan agar nasabah dan mitra bisnisnya mau mengadopsi produk dan layanannya, Bank BRI memutuskan untuk mengikuti sertifikasi ISO 27001 pada tahun 2018, diklaim menjadi bank pertama di kawasan ASEAN yang mendapatkan sertifikasi kepatuhan terhadap keamanan informasi.

Komunitas mitra dan nasabah internasional yang menggunakan API-API Bank BRI kini memiliki alasan lain lagi untuk menaruh kepercayaan mereka pada bank ini.
 
Kaspar Situmorang, Wakil Presiden Eksekutif Bank BRI, berkata mereka punya visi bagaimana bank ini dapat bertransformasi menjadi perusahaan fintech dengan menggunakan teknologi digital dan API.
 
Timnya memulai dengan mengimplementasikan web-native frontend di atas tumpukan teknologi baru dengan Apigee, platform manajemen API dari Google Cloud, sebagai lapisan kedua.
 
Ini merupakan perubahan besar dari teknologi warisan yang ada saat Situmorang bergabung dengan Bank BRI pada tahun 2017. Sebelumnya, semua produk bank memiliki API publik sendiri, yang sangat sulit untuk dikelola, diamankan, dan dimonetisasi.
 
Sejak mengimplementasikan Apigee, Bank BRI menemukan bahwa menjadi jauh lebih mudah untuk mengelola seluruh siklus hidup API. Tim perbankan digital Bank BRI menggunakan fitur monetisasi dan portal pengembang Apigee sambil mengelola dan mengamankan API-API serta melakukan integrasi mahadata. 
 
Sebelumnya, proses penggabungan mitra baru menggunakan teknologi host-to-host dan virtual private network (VPN) bisa memakan waktu hingga 6 bulan. Namun, sekarang mitra dapat melakukan penggabungan sendiri melalui portal pengembang Bank BRI dalam waktu kurang dari satu jam. Di dalam portal tersebut, mitra dapat mendaftar, menemukan API yang tersedia, mengujinya di sandbox, dan memindahkannya ke produksi - dalam waktu kurang dari satu jam.
 
Bank BRI memiliki jaringan terluas di antara bank-bank di kawasan ASEAN. Bank ini juga merupakan lembaga pembiayaan mikro terbesar di kawasan tersebut. Dengan kehadiran yang sudah menjangkau bahkan daerah terpencil di Indonesia, Bank BRI bertujuan untuk terus mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses perbankan.
 
Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, mereka meluncurkan Agen BRILink, jaringan agen nircabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Para agen ini dapat membuka rekening baru, menerima setoran, bayar penarikan, serta memproses dan mencairkan pinjaman dalam waktu kurang dari dua menit menggunakan aplikasi mobile pembiayaan mikro Pinang. 
 
Para agen BRILink adalah nasabah bank yang telah mendapatkan skor tinggi dalam hal keandalan melalui kemampuan analitik mahadata Bank BRI dan juga menjaga saldo minimum sekitar USD800. Dengan menggabungkan data ini dengan Google Maps API, Bank BRI dapat menilai seluruh nasabahnya dan mengidentifikasi calon agen yang pantas direkrut untuk daerah yang belum terlayani secara memadai oleh perbankan. 
 
Agar agen nircabang dapat mendaftarkan nasabah baru dan menyediakan layanan perbankan, yang dibutuhkan nasabah tersebut hanyalah telepon mobile dan layanan internet. Bank BRI telah mengatasi kendala keterbatasan konektivitas internet di banyak daerah pedesaan di Indonesia dengan mengoperasikan satelitnya sendiri.
 
Berkat konektivitas yang dijamin oleh satelit ini, para agen nircabang dapat membantu nasabah mendapatkan pembiayaan mikro serta membuka toko dan bisnis baru di seluruh pelosok. Satelit tersebut juga menyediakan layanan internet di seluruh wilayah Asia Pasifik di mana pun Bank BRI beroperasi, dari Sri Lanka hingga Selandia Baru. 
 
Salah satu cara Bank BRI memanfaatkan solusi Google Cloud adalah melalui penggunaan Cloud Vision API, yang memungkinkan bank berintegrasi dengan database identitas pemerintah Indonesia.
 
Identitas nasabah baru — baik yang terdaftar melalui cabang, agen BRI Link, maupun aplikasi mobil — diverifikasi secara otomatis dalam hitungan detik melalui proses pengenalan wajah. Dengan penilaian kredit instan dan masalah penipuan identitas dieliminasi secara praktis, maka Bank BRI dapat lebih yakin dalam membuat keputusan terkait dengan pemberian pinjaman.
 
Dengan sistem ini, para nasabah dapat mengunduh aplikasi dan memindai IDnya, sehingga memperoleh skor kredit dalam hitungan detik. Surat penawaran digital menunjukkan jumlah yang disetujui untuk pinjamam. Nasabah kemudian dapat menerima penawarannya, lanjut ke layar persetujuan, dan melakukan proses pengenalan wajah. Setelah itu, uangnya langsung dicairkan.
 
Bank BRI mengantisipasi masa depan digital yang cerah, sebagian berkat pasar produk API yang telah dibuatnya untuk melayani sektor fintech. Dengan teknologi digitalnya dan basis nasabah yang luas, bank ini memiliki akses ke mahadata yang sangat berharga.
 
Bank BRI mengemas data ini melalui lebih dari 50 API terbuka yang dimonetisasi untuk mitra-mitra ekosistem yang ingin melakukan penilaian kredit, evaluasi bisnis, dan pengelolaan risiko. 
 
"Monetisasi sangat penting bagi kami karena memungkinkan kami untuk menentukan harga berdasarkan panggilan API dan melakukan penagihan secara otomatis berdasarkan penggunaan. Kami telah mengakui lebih dari USD50 juta melalui fitur monetisasi Apigee," kata Situmorang.

Comments