Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan Aktor Utama Tranformasi Digital

 

Masyarakat Indonesia telah berada di era digital. Salah satu dampaknya adalah membanjirnya informasi secara aktif di kehidupan.

Informasi tersebut tidak semuanya positif. Banyak juga informasi negatif yang bisa mengancam keutuhan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Salah satunya disebabkan oleh maraknya hoaks.

Hal ini disampaikan oleh pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Ranggabumi Nuswantoro pada acara Roadshow Gerakan Nasional (GERNAS) Pemuda Penggerak Transformasi (PETRA) Digital di Auditorium Kampus 3 UAJY, Sabtu (1/7/2023).

Kegiatan yang diprakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Pemuda Katolik Komisariat Daerah (KOMDA) Daerah Istimewa Yogyakarta ini diisi dengan seminar literasi digital dilanjutkan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pemuda Katolik Komda DIY.

Kegiatan bertema “Akselerasi dan Transformasi Kemajuan Digital bagi Keberlangsungan dan Perkembangan Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan” ini dihadiri sekitar 100 peserta.

Pembicara lain adalah staf pengajar Ilmu Psikologi Universitas Sanata Dharma Febriana Ndaru Rosita serta Kabid OKP dan Hubungan Antarlembaga PP Pemuda Katolik Bondan Wicaksono.

Narasumber dan moderator berfoto bersama peserta Seminar Literasi Digital Gernas Petra Digital. Foto: Istimewa

Cakap Digital

Dalam paparannya, Rangga menyoroti salah satu penyebab maraknya hoaks dipicu oleh residu tahun politik 2014 dan 2019 yang masih bertahan sampai kini. Residu tersebut akan sangat berbahaya jika masih terpelihara di generasi mendatang.

Kaitannya dengan tahun politik 2024, Rangga menilai Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan memiliki peran strategis untuk mengambil bagian mendorong terwujudnya masyarakat lintas generasi yang makin cakap digital. Di antaranya dengan memproduksi konten positif yang menarik dan memiliki nilai-nilai positif.

“Organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan seperti Pemuda Katolik bisa menjadi agen peradaban kasih dengan membuat konten-konten yang seusai target audiens, tujuan organisasi, dengan mempertimbangkan platform digital yang sesuai, dan trend yang diminati audiens,” ungkap Rangga.

Mindfulness

Sementara itu Febriana Ndaru Rosita menyoroti perlunya kesadaran penuh (mindfulness) dalam kehidupan digital manusia di zaman sekarang ini.

Menurut Febriana, kita perlu menyadari bahwa saat ini hidup manusia sangat bergantung pada internet dalam kehidupan digital.

Dampak positifnya, makin terbukanya relasi tanpa harus tergantung ruang dan waktu, terbuka luasnya peluang mencari rezeki, hingga membuat hidup manusia menjadi lebih efisien.

Namun di sisi lain menimbulkan masalah, seperti membuat hubungan yang dekat semakin terasa jauh,  adiksi, cybercrime, juga masalah fisik dan psikologis.

“Yang paling sering kita rasakan dampak dari kehidupan digital saat ini adalah munculnya rasa cemas yang berlebih, stres, gangguan tidur hingga emosi yang cenderung negatif,” jelas Febriana.

Dengan menerapkan mindfullnes, kita bisa melatih diri bahwa kita memiliki kontrol pada hidup kita agar terhindar dari dampak buruk internet.

Misalnya dengan membatasi penggunaan media sosial, karena apa yang ditampilkan dalam media sosial sesungguhnya tidak menggambarkan kenyataan hidup sesungguhnya.

Agen Transformasi

Kabid OKP dan Hubungan Antarlembaga PP Pemuda Katolik Bondan Wicaksono menegaskan peran pemuda sebagai agen transformasi digital.

Menurut Bondan, saat ini masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tengah mengalami enam kondisi yang relatif sama:

  1. Perubahan tatanan kehidupan manusia melalui instrumen teknologi yang sangat kreatif dan inovatif (disruption-shifting)
  2. Era post-truth di mana kebenaran bukan sesuatu yang hakiki namun diproduksi dan ‘dipaksakan’ untuk diterima sebagai kebenaran yang sebenarnya.
  3. Pasar bebas
  4. Krisis sosial-ekologis
  5. Kesenjangan ekonomi
  6. Dampak pandemi

Dalam kondisi ini, perlu dicari paradigma, gagasan dan program aktivisme yang baru yang lebih strategis dan efektif.

Dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia, di mana 70% penduduk berada pada usia produktif, dan 96% lebih tenaga kerja terserap di sektor UMKM, menurut Bondan hal itu perlu dikelola dengan baik agar tidak menjadi boomerang.

“Melihat kekuatan dan peluang Indonesia dalam hal potensi  yang dimiliki, inovasi teknologi, demokrasi dan ruang ekonomi baru, maka peluang yang bisa dilakukan di masa depan adalah melakukan kolaborasi  dalam mengkampanyekan, membangun kerja sama, dan mewujudkan kepedulian terhadap sesama untuk kesejahteraan Bersama,” terang Bondan.

Kolaborasi

Untuk itu Bondan, menyarankan organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan melakukan strategi program berupa penguatan organisasi dan kader, dan program penguatan peran sosial, ekonomi, dan politik.

“Dengan adanya jaringan Organisasi Kepemudaan dan Kemasyarakatan yang jumlahnya lebih dari 100 organisasi merupakan peluang mewujudkan kepemimpinan politik yang berpihak pada kepentingan bersama,” tambah Bondan.

Bondan mencontohkan, Pemuda Katolik saat ini telah menjalin kolaborasi dengan berbagai institusi pemerintah dan swasta.

Salah satunya program Gernas Pemuda penggerak Transformasi Digital,dan Kerjasama dengan GoTo dalam Upaya mendorong kemandirian UMKM agar semakin berdaya dan Berjaya.

Suasana Rakerda Pemuda Katolik Komda DIY. Foto: Istimewa

Rakerda

Usai seminar, dilangsungkan Rakerda Komda PK DIY, yang diikuti pengurus Komda dan perwakilan Pengurus Komcab Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta.

Rakerda turut dihadiri Sekjen PP Pemuda Katolik Johannes SM Sitohang, Kabid OKP dan Hubungan Antar Lembaga Bondan Wicaksono.

Sekjen PP Pemuda Katolik Johanes S.M Sitohang berharap forum Rakerda ini dapat menghasilkan keputusan dan komitmen yang berorientasi pada penguatan konsolidasi internal dan keterlibatan yang berdampak.

Produk Rapat Kerja ini akan menjadi mandatoris organisasi dalam pelaksanaan kerja-kerja organisasi Pemuda Katolik Komda DIY periode 2022-2025.

“Dari sembilan bidang dalam kepengurusan Pemuda Katolik Komda DIY, minimal menghasilkan satu program kerja perbidang yang akan menjadi komitmen bersama untuk dikerjakan,” ujar Johanes.

“Terkait kebijakan organisasi, lalu rekomendasi internal dan eksternal agar dirumuskan secara musyawarah mufakat sebagai produk Rakerda Komda DIY tahun 2023,” tambah Johanes.

Ketua PK Komda DIY Gandung Widiyantoro mengatakan seminar Petra Digital di UAJY yang dilanjutkan rakerda Pemuda Katolik (PK) Komda DIY menjadi penyemangat organisasi PK DIY untuk berani membuat langkah maju menjabarkan slogan Pemuda Katolik, yakni Reborn and Grow Further.

“PK DIY siap melaksanakan rekomendasi rakerda dengan menguatkan aktivasi jejaring dan kerjasama berbagai pihak untuk ikut mewujudkan peradaban kasih yang saat ini sering didengungkan oleh Gereja Katolik,” tegas Gandung.

Rapat Kerja Daerah 2023 Pemuda Katolik Komda DIY menghasilkan tiga rekomendasi internal:

  1. Segera melengkapi kepengurusan definitif Komcab Gunungkidul dan Komcab Kulonprogo.
  2. Segera melaksanakan Muskomcab Komcab Kota Yogyakarta.
  3. Mengadakan Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) Kolektif setiap enam bulan sekali. 

Comments