40 Juta Data Pemilu Bocor, China Disebut Biang Kerok

 

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Pemilu Inggris dilaporkan bocor. Ini diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden dan menuding China jadi biang kerok kejadian tersebut.

Kejadian tersebut terjadi pada 2021. Ada 40 jutaan pemilih Inggris yang datanya terdampak serangan siber yang diduga berasal dari China.

Pernyataan Dowden diucapkan di depan anggota parlemen pada hari Senin (26/3) kemarin waktu setempat. Menurutnya, data pemilih tersebut jatuh pada peretas yang bekerja untuk pemerintah China.

Dia juga memastikan pemerintah tak ragu mengambil tindakan jika tudingannya itu memang benar.


"Pemerintah Inggris tidak ragu mengambil tindakan cepat dan tegas jika pemerintah China mengancam kepentingan Inggris," ucapnya, dikutip dari Slashdot, Selasa (26/3/2024).

Pusat keamanan Siber Nasional atau NCSC buka suara soal hal tersebut. Lembaga itu tak menutup kemungkinan peretas asal China sebagai dalang di balik kejadian tiga tahun lalu.

Menurut mereka, para peretas bisa mengakses, mengambil email, serta data personal lain, dari daftar pemilih selama peretasan dilakukan.

Meski terjadi pada 2021, kejadian tersebut tidak terdeteksi hingga setahun kemudian. Peretasan baru terungkap ke publik pada tahun 2023.

Komisi pemilihan setempat mengatakan data 40 juta yang diambil tersebut termasuk pemilih antara 2014, 2022, serta pemilih luar negeri.

sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240326112041-37-525467/40-juta-data-pemilu-bocor-china-disebut-biang-kerok

Comments