Cyber Risk Index: RI Memiliki Tingkat Risiko Siber Terendah Kedua di Asia Pasifik


 

JAKARTA, investor.id - Berdasarkan Cyber Risk Index (CRI) terbaru dari Trend Micro, level risiko siber di Indonesia telah menurun dari paruh pertama ke paruh kedua tahun 2022.

Saat ini, Indonesia memiliki tingkat risiko siber terendah kedua di Asia Pasifik, di antara pasar lain yang di survei.

“Namun, perusahaan lokal harus tetap waspada dan banyak yang menyatakan bahwa somewhat to very likely (agak hingga sangat mungkin) perusahaan mereka akan mengalami kebobolan data pelanggan (73%), kekayaan intelektual (78%), atau serangan siber (85%) tahun ini. Karena itu, kebutuhan cyber risk management yang kuat menjadi lebih besar baik secara lokal maupun global,” kata Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Kesiapan siber,kata dia, akan sangat penting untuk membantu bisnis di Indonesia meningkatkan postur risiko mereka.

Dalam hal kesiapan, menurut CRI, beberapa hal yang menjadi fokus utama bagi perusahaan di Indonesia adalah mengelola sumber daya manusia serta kemampuan teknologi dari fungsi keamanan TI mereka.

Diketahui, level risiko siber global telah meningkat dari elevated menjadi moderate. Namun, masih ada ancaman yang terus berlanjut dengan 78% perusahaan-perusahaan di seluruh dunia memprediksi akan ada serangan yang akan terjadi tahun ini.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk melanjutkan tren penurunan risiko siber ini dan melindungi diri mereka sendiri dari ancaman yang akan datang,” katanya.

Sebagai informasi, Trend Micro Incorporated menyelenggarakan acara Risk to Resilience di Jakarta, Indonesia, dengan menghadirkan para pakar dan analis industri untuk mendiskusikan risiko-risiko siber yang dihadapi perusahaan saat ini dan langkah yang akan diambil untuk mencapai ketahanan siber.

Acara ini bertujuan untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia menemukan cara meningkatkan keamanan dan postur risiko dengan pendekatan proaktif berbasis risiko terhadap keamanan siber.

Acara di Jakarta ini merupakan bagian dari rangkaian acara Risk to Resilience 2023 World Tour dari Trend Micro, yang menyasar ke 120 kota di dunia dari Maret hingga Juni.

“Melalui acara ini, Trend Micro ingin membantu para pemimpin TI di seluruh dunia untuk lebih memahami dan mengkomunikasikan risiko siber mereka, meningkatkan keamanan, dan mempercepat resiliensi bisnis,” kata Laksana.

Acara Risk to Resilience bertujuan untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan-tantangan seperti di atas. Selama acara berlangsung, Trend Micro juga meluncurkan solusi yang dibuat untuk memberdayakan tim keamanan, termasuk Trend One, sebuah platform manajemen keamanan siber dan attack surface yang inovatif.

Platform ini dirancang guna memberikan cara bagi perusahaan untuk mengintegrasikan visibilitas, analisis, dan kontrol keamanan, di berbagai lapisan keamanan dan sumber data, sekaligus meningkatkan perlindungan, skalabilitas, dan performa.

sumber : https://investor.id/business/330407/cyber-risk-index-ri-memiliki-tingkat-risiko-siber-terendah-kedua-di-asia-pasifik

Comments