Lebaran Jadi Masa Rawan Kejahatan Siber, BRI Ungkap Penyebabnya


 

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha menyebut serangan siber yang terjadi, kebanyakan memanfaatkan rekayasa sosial yang menyerang kelemahan korban. Akibatnya korban menjadi 'sasaran empuk' bagi pelaku kejahatan, tanpa menyadari dirinya menjadi korban social engineering.

Selain itu, serangan melalui mal ware yang dipasang di perangkat korban juga banyak terjadi. Menurut dia serangan siber biasanya lebih marak di masa lebaran, karena aktivitas keuangan yang meningkat di periode ini.

Di hari raya, bisanya masyarakat mendapatkan THR, serta memberikannya kepada keluarga atau kerabat terdekat.

"Dua itu yg mengemuka karena awareness di sisi nasabah dan masyarakat secara umum yang membuat ini penting, terutama di kalangan transaksi tinggi di lebaran," ungkap Arga dalam Profit CNBC Indonesia, Rabu (27/3/2024).

Adapun dalam memberikan perlindungan terhadap nasabah, BRI sebagai bank memandang keamanan semacam ini harus diterapkan secara holistik. Di mana BRI sudah menerbitkan dokumen sebagai kerangka standar perlindungan.

"Ini cara pandang kami dan framework yang memandang pertahanan keamanan bank. Jadi dokumen ini kiblat kami dan kami melakukan pengembangan dan proses keamanan sudah mengacu ke dokumen ini," ungkap Arga.

Arga juga menjelaskan dalam memberikan perlindungan terhadap nasabah, terdapat tiga komponen yang diperlukan. Di antaranya dari sisi proses, teknologi, dan people.

"Dari teknologi, berbagai macam perangkat, dari sisi proses kami security, kami lakukan proses pengembangan aplikasi kami," ujar dia.

Sedangkan dari sisi people, BRI meningkatkan kesadaran baik terhadap para pegawai BRI maupun nasabah BRI. Menurut dia, kesadaran ini untuk memenuhi tanggung jawab melindungi data dan dana para nasabah.

sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240327141453-37-525998/lebaran-jadi-masa-rawan-kejahatan-siber-bri-ungkap-penyebabnya

Comments