Cyber threat adalah ancaman siber yang bisa mencuri data untuk kejahatan lainnya.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi terus berkembang dan memberikan berbagai dampak bagi manusia. Teknologi dapat membantu manusia di banyak aspek kehidupan, salah satunya dapat terkoneksi lewat internet. Namun, perkembangan tersebut tidak luput dari salah satu ancaman di dunia maya, cyber threat.
Cyber threat adalah salah satu ancaman yang dapat ditemui di internet. Ancaman siber ini bisa berupa banyak hal, dari peretasan hingga serangan ransomware. Lantas, apa itu cyber threat? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Cyber Threat?
Cyber threat atau cyber security threat adalah upaya merusak, mencuri data, atau menggoyahkan kestabilan digital pribadi atau instansi melalui internet. Ada beragam upaya perusakan yang dapat dilakukan oleh pelaku kejahatan siber, seperti pencurian data pribadi, peretasan situs, pemalsuan data, dan lain sebagainya.
Media penyerangannya pun beragam, mulai dari serangan virus, serangan Denial of Service (DoS), dan lain sebagainya. Cyber threat bisa datang darimana saja, seperti dari organisasi terkenal atau organisasi tersembunyi yang menyamarkan lokasinya.
Siapa saja bisa menjadi pelaku kejahatan siber, termasuk pelaku spionase, grup teroris, organisasi kejahatan terstruktur, peretas, dan lain-lain. Cyber threat juga bisa terjadi akibat keamanan yang tidak memadai sehingga rawan terjadi data breaching.
Pada tahun 2022, cyber threat yang paling sering terjadi adalah serangan phising bertema COVID-19. Pelaku memanfaatkan kegaduhan pandemi dengan mengirim tautan-tautan berbahaya yang menggunakan domain palsu tetapi mirip domain resmi.
Biasanya, pelaku mengarahkan korban untuk mengunjungi tautan tersebut untuk melihat kasus COVID-19 terbaru dan kemudian mencuri data-data mereka saat tautan diklik.
Jenis-Jenis Cyber Threat
Terdapat banyak jenis cyber threat yang bisa terjadi pada personal atau perusahaan. Tentu saja, Sobat OCBC harus waspada selama berjejaring di internet agar tidak terkena kejahatan siber. Adapun jenis ancaman siber adalah sebagai berikut.
1. Malware
Malware atau malicious ware adalah perangkat lunak yang diatur untuk melakukan kejahatan pada jaringan atau perangkat. Jika perangkatmu terkena malware, data-data yang ada pada komputer akan korup atau diambil alih oleh pelaku kejahatan.
Tidak hanya itu, malware juga bisa merusak sistem jaringan dan perangkatmu. Korban cyber threat jenis malware biasanya mendapat ancaman ini dari memencet tautan di internet atau mengunduh file berbahaya dari email dan media sosial.
Malware sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu trojan, worms, spyware ransomware, botnet software, dan remote-access trojan.
2. Spyware
Spyware adalah salah satu jenis malware yang dapat mencuri data dengan cara bersembunyi di antara perangkat lunak. Spyware mengirimkan data secara real time kepada pelaku sehingga mereka bisa langsung mencuri data.
3. Serangan Phishing
Phising adalah upaya yang dilakukan pelaku untuk mengelabuhi korban untuk memberikan data sensitif, seperti privasi pribadi, data rahasia kartu kredit, dan kata sandi akun-akun penting. Pelaku biasanya akan menyamar sebagai pihak terpercaya, seperti admin bank, dan mengirimkan pesan berisi tautan.
Tautan tersebut mengarah ke situs palsu yang menyerupai situs resmi dan berisi kolom-kolom data yang harus diisi. Kolom-kolom tersebut mengarahkan korban untuk mengisi data-data pribadi, seperti nomor kartu ATM, pin ATM, dan lain sebagainya.
Setelah kolom informasi terisi, pelaku akan langsung menggunakan data tersebut untuk melakukan kejahatan. Pada kasus penipuan melibatkan bank, pelaku akan menggunakan pin dan nomor ATM untuk menggasak uang yang ada di rekening korban.
4. Ransomware
Ransomware adalah salah satu malware yang mencegah sistem perangkat korban bekerja sebelum korban membayarnya. Ransomware adalah malware paling berbahaya dan paling mengancam keamanan siber.
Salah satu bentuk ransomware yang kerap terjadi adalah data breaching. Data breach atau kebocoran data adalah kejadian pencurian informasi sensitif seseorang oleh pihak tidak berwenang. Lebih lanjut, data privasi yang dicuri dapat digunakan untuk melakukan penipuan atas nama korban.
5. Backdoor
Backdoor adalah cyber threat yang dapat mengancam individu atau instansi karena dapat mencuri data, menginstall malware, atau mengamati aktivitas pengguna lewat akses terlarang tanpa sepengetahuan pemilik perangkat.
6. Serangan Distributed Denial of Service (DDoS)
Serangan DDoS menyerang perangkat korban dengan banyak permintaan dari botnet yang tidak ada habisnya, sehingga sistem perangkat tidak bisa bekerja dan memenuhi permintaan tersebut.
7. Formjacking
Formjacking adalah ancaman siber yang dapat mencuri data korban lewat kode yang disisipkan pada JavaScript. Biasanya, formjacking terjadi pada situs belanja online, di mana korban biasanya akan bertransaksi untuk membeli barang.
Dari transaksi tersebut, pelaku bisa mencuri data kartu pembayaran dan menggunakannya untuk kejahatan lainnya.
8. Malvertising
Maraknya iklan di sosial media juga dimanfaatkan oleh pelaku cyber threat dengan menyisipkan kode malware ke tautan iklan. Pelaku akan mengirimkan iklan produk di sosial media beserta tautan promo.
Jika korban mengunjungi tautan promo tersebut, sebuah file berbahaya akan langsung terunduh dan menyerang sistem perangkat. Kemudian, sistem akan terdampak dan data-data akan menjadi korup.
Cara Mengatasi Cyber Threat
Kejahatan siber sangatlah berbahaya bagi individu dan instansi karena dapat mencuri data-data sensitif yang kemudian digunakan untuk kejahatan lainnya. Lantas, bagaimana cara mengatasi cyber threat? Berikut beberapa tips mengatasi cyber threat yang bisa dilakukan.
1. Memasang Proteksi Berlapis
Cara yang pertama adalah Sobat OCBC bisa memasang keamanan berlapis yang dapat memblokir akses pihak ketiga yang berbahaya. Salah satu perangkat lunak yang bisa digunakan adalah firewall. Firewall dapat meningkatkan proteksi keamanan dengan mengatur aktivitas jaringan dan memblokir aktivitas mencurigakan.
2. Memasang Antivirus
Untuk menjaga komputer dari serangan malware, gunakanlah antivirus. Antivirus dapat mengidentifikasi virus yang dapat merusak perangkat. Sekalipun beberapa malware dapat menembus antivirus, malware tersebut tidak akan memberikan dampak kerusakan yang besar.
Itulah penjelasan tentang cyber threat yang dapat Sobat OCBC pelajari agar dapat menjaga data-data dari serangan siber, termasuk menjaga uang yang berada dalam tabunganmu. Serangan pada akun bank adalah cyber threat yang kerap kali terjadi, sehingga Sobat OCBC harus lebih waspada.
Namun, jika menggunakan OCBC mobile, Sobat OCBC tidak perlu khawatir karena OCBC mobile menerapkan Two-Factor Authentication dalam transaksi yang membutuhkan kata sandi dan pin.
Jadi, simpanan Sobat OCBC akan aman dari potensi pencurian data. OCBC juga memberikan tips menjaga keamanan OCBC mobile agar dapat bertransaksi dengan aman. Tunggu apalagi? Mulai menabung dengan OCBC mobile sekarang.
sumber : https://www.ocbc.id/id/article/2023/12/14/cyber-threat-adalah
Comments
Post a Comment