Jakarta: Pandemi covid-19 membuat masyarakat sadar akan kebutuhan instrumen digital. Oleh karena itu, pemerintah membuat transformasi digital dalam berbagai macam sektor prioritas, seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, diskusi dan lain-lain.
"Indonesia memiliki potensi digital yang besar, karena banyaknya jumlah
penduduk dan banyaknya penduduk yang menggunakan internet. Kemudian,
Indonesia juga memiliki potensi ekonomi digital mencapai tersebesar di
Asia Tenggara, karena tumbuh lebih dari 100 persen dibandingkan 2021,"
kata Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin, dalam webinar Aptika Kominfo,
dikutip Rabu, 1 Mei 2024.
Nurul menyampaikan, peningkatan penggunaan digital pascacovid di
Indonesia juga ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti Network
Readiness Index mengukur kesiapan berinovasi menghadapi revolusi
digital, dan Indonesia berada di peringkat 59 dari 134 negara. Sementara
data World Digital Competitiveness Ranking menunjukkan transformasi
digital di Indonesia masih berada di posisi 45 dari 64 negara.
"Meskipun ada perbaikan transformasi digital, Indonesia masih perlu berjuang untuk meningkatkan dan mengakselerasi transformasi digital tersebut. Beberapa tantangan transformasi digital yang masih harus Indonesia hadapi adalah, Infrastruktur belum merata. Hal ini dilihat dari masih banyak desa/keluarahan, rumah sakit dan sektor pendidikan di Indonesia yang belum tercakup layanan internet 4G atau belum terkoneksi internet," jelas Nurul.
Tantangan transformasi digital
Hal lain yang menjadi tantangan, menurut Nurul Arifin, yakni biaya
internet yang masih mahal. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan
terhadap 13 negara di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi negara
ke 5.
Mahalnya biaya internet dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
infrastruktur, kondisi geografi dan lain sebagainya. Begitu juga belum
memadainya SDM. Riset Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan Indonesia
membutuhkan sembilan juta talenta digital pada 2030, atau setara dengan
600 ribu orang per tahun. Namun, perguruan tinggi hanya mampu memberikan
sekitar 100 ribu-200 ribu talenta digital per tahun.
Berikutnya yakni literasi masyarakat yang masih terbatas. Kemampuan
masyarakat Indonesia menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
dengan efektif masih terbatas dan masuk kategori rendah. Hal ini terjadi
karena kurangnya akses ke perangkat teknologi dan kurangnya kesempatan
untuk mendapatkan pendidikan teknologi.
"Dalam menghadapi transformasi digital, Industri membutuhkan talenta digital seperti data scientist, cyber security, cloud computing, dan artificial intelligence.
Dengan mengambil peran dan mempelajari kemampuan tersebut dapat
meningkatkan talenta digital Indonesia dan memperluas kesempatan kerja.
Untuk itu diperlukan pembangunan secara masif dan kolaborasi dari semua
pihak dalam mengatasi tantangan dan mencapai potensi digital tersebut,"
tambah Nurul.
sumber : https://www.medcom.id/ekonomi/ekonomi-digital/ybDYwAjk-ini-dia-tantangan-transformasi-digital
Comments
Post a Comment