Diskominfo Bentuk Tim Penangkal Serangan Siber, Masyarakat Diminta Gunakan Medsos Dengan Bijak

Tiada hari tanpa media sosial (medsos). Demikianlah banyak anggota masyarakat Indonesia mengisi hari.

Namun banyak pula penggunanya yang tidak tahu ada Hari Media Sosial di negeri ini. Hari ini ditetapkan pada 10 Juni. Tujuannya agar masyarakat bisa menggunakan medsos dengan bijaksana.

Tak hanya untuk eksistensi diri, sejumlah orang menggunakan medsos untuk berkarya. Para kreator konten bahkan mendapatkan uang dari hasil mengunggah video, foto atau kisah menarik di medsos yang sudah berhasil monetize.

Kreator konten, Wahyudi Rachman, menggunakan media sosial melalui  Facebook (FB), Instagram, Twitter, YouTube. Ada channel YouTube yang dikelolanya yaitu Afiza Family, Tampulu Kawa Channel dan Wahyudi Extension Vlog. “Isi konten touring traveling vlogger food dan daily activity,” papar Wahyudi, Selasa (11/6).

Wahyudi pertama kali menggunakan Facebook pada 2009. Ia kemudian beralih ke mode profesional (FB Pro) pada awal Mei 2024.

“Jumlah pengikut saya awal sekitar 1,4 ribu. Alhamdulillah setelah satu bulan bisa naik jadi 3,2 ribu,” ujar pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Kelautan dan Perikanan ini.

Ketertarikan Wahyudi ke mode profesional atas masukan teman yang sudah berhasil dapat uang dari FB. “Kalau info teman yang sudah lama berkecimpung, cuan yang dihasilkan di FB Pro dari jutaan hingga puluhan juta per bulan,” tandasnya.

Karena dia baru dan belum dimonetisasi sepenuhnya uang yang di hasilkan baru dari saweran star (bintang) yang diberikan follower. “Medsos hanya saya jadikan mencari cuan sampingan,” katanya.

Diakuinya, mengelola medsos lumayan menyita  konsentrasi. Ia harus bisa membagi waktu antara aktivitas di dunia nyata dan dunia maya.

Ellyzabeth, warga Banjarmasin, juga mendapatkan uang sebagai endorser di medsos.

“Awal mulanya iseng saja membuat konten. Terus ada brand yang tertarik untuk menjadikan saya talent-nya dan masuk di manajemen endorsement. Dari postingan endrosement itu yang menjadikan konten atau postingan saya ada nilai uangnya,” katanya, Selasa.

Elly, panggilan akrabnya, aktif sebagai kreator konten di Instagram dan Tiktok. Adapun produk yang ia endorser mulai dari model muse, model baju, treatment kecantikan, mempromosikan dan menggunakan brand salah satu produk kecantikan, bahkan kadang sekadar posting materi yang sudah disediakan oleh brand.

“Saat ini followers di Tikok saya yang usernamenya @ellyzabethh_ sudah mencapai 143,3 ribu orang dan mendapatkan like 3,2 juta orang. Sekali posting di Tiktok tergantung brand yang dipromosikan, mulai dari 100k hingga 500k perpostingnya,” jelasnya.

Biaya endorse Instagram postingan di feed atau reels biasa mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu. Elly juga sering memberikan gratisan untuk endorse UMKM di sekitarnya. “Yang pastinya lebih bijak lagi dalam mengelola medsos,” kata Elly.

Dulu ada yang mau meretas akun Elly. Tapi sekarang medsos mulai canggih dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah.

“Ada juga yang menjadikan foto saya akun fake untuk melakukan penipuan. Hal ini sering terjadi di dunia seleb, foto-fotonya disalahgunakan,” tandasnya.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banjarmasin Windiasti Kartika, Selasa, mengatakan semua SKPD Pemko Banjarmasin diwajibkan memiliki akun medsos. Tujuannya agar setiap SKPD memiliki wadah atau ruang untuk penyebarluasan informasi pelaksanaan kegiatan dan capaiannya. Biasanya yang dijadikan admin adalah SDM yang paham medsos.

Selain itu, Pemko Banjarmasin memiliki Tim Tanggap Insiden Siber (CSIRT) yang pembentukannya difasilitasi Badan Siber dan Sandi Negara. Tim ini bertugas melindungi dan mencegah serangan siber dan menginvestigasi apabila sudah terjadi. CSIRT Kota Banjarmasin rencananya diluncurkan di BSSN di Jakarta pada 26 Juni 2024.

Diskominfotik juga memantau keaktifan akun medsos SKPD dan dan dilaporkan ke wali kota per tiga bulan.

Ia menyebut medsos sudah menjadi alat yang sangat penting untuk berkomunikasi dan penyebarluaskan informasi ke masyarakat. Bahkan sudah banyak pejabat yang sangat peduli dengan citra diri atau ingin lebih mempromosikan diri. Mereka mempunyai anggaran khusus untuk merekrut SDM desain grafis dan lainnya untuk membuat konten menarik dan informatif tentang segala aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari.

Seluruh SKPD di lingkup Pemprov Kalsel juga wajib mempunyai medsos. “Bisa dilihat, akun medsos SKPD Pemprov memberikan informasi kegiatan terbaru yang dilakukan mereka,” kata Kepala Diskominfo Kalsel M Muslim.

Pemprov juga memiliki tim CSIRT. Menurut Muslim, pembentukan tim keamanan siber merupakan suatu keharusan. “Mereka lah yang mengawal dan melaporkan ketika ada gangguan atau suatu anomali pada suatu sistem informasi sehingga bisa ditangani dengan cepat,” ujarnya.

Muslim menambahkan, pihaknya bersama BSSN juga telah melakukan sosialisasi pembinaan teknis untuk mendorong percepatan pembentukan tim keamanan siber di pemerintah kabupaten/kota di Kalsel.

“Jadi kita juga rutin melakukan edukasi dan pembinaan teknis, sehingga program kita di daerah bisa tersinergi dan teroptimalkan dengan pemerintah pusat. Kita juga beruntung upaya kita ini difasilitasi dan didukung langsung oleh BSSN,” tutur Muslim.

sumber : https://banjarmasin.tribunnews.com/2024/06/12/diskominfo-bentuk-tim-penangkal-serangan-siber-masyarakat-diminta-gunakan-medsos-dengan-bijak?page=2







 

Comments