Indonesia Rugi Rp14.000-an Triliun Akibat Kejahatan Siber


Jakarta - Kerugian akibat kejahatan siber di Indonesia diprediksi mencapai US$895 miliar (sekitar Rp14.320 triliun), disampaikan CEO Marsh McLennan Indonesia Douglas Ure, mengutip DAKA Advisori. Jumlah kerugian dana akibat aktivitas siber skala dunia lebih besar mencapai US$71,6 triliun.

Kejahatan siber merupakan tema yang tidak bisa dianggap sepele, apalagi di industri keuangan digital.Indonesia jadi salah satu negara dengan pertumbuhan pasar digital tercepat di dunia.

Data ekonomi digital 2023 tercatat US$82 miliar, bertumbuh 8% dari periode sebelumnya. Indonesia juga jadi pasar dominan di industri, lewat kontribusi sekitar 40% dari nilai transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara.

Pada saat yang sama perusahaan punya risiko tinggi terkena serangan siber namun banyak darinya justru kesulitan mengelola risiko, kontrol, dan keamanan. Sistem manajemen penangkal risiko siber tidak berkembang secepat laju industri fintech.

Atas inilah "diperlukan adanya inisiatif global dan domestik untuk mengatasi masalah serangan siber. Dalam hal ini tercermin dari penguatan kerangka kerja keamanan siber melalui General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa serta Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) di Indonesia," ungkap Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).

Ketua Dewas AFTECH Rudiantara menjelaskan bahwa Lembaga ini harus memberi perhatian akan pentingnya melindungi sistem dan data dari optensi serangan siber. Apalagi layanan fintech erat kaitannya dengan data pengguna sehingga penting memberi rasa aman dan nyaman.

“Perlindungan data customer harus menjadi prioritas perusahaan fintech, dan selain itu perusahaan juga harus menjelaskan dan
memberikan jaminan kepada customer bahwa transaksi yang dilakukan aman 100%,” ucap Igansius Jonan, Presiden Komisaris Marsh Indonesia dalam diskusi CTO/CIO Community Gathering di Jakarta.

Keamanan digital turut disadari Andri Qiantori, CTO LinkAja, sehingga diperlukan manajemen risiko dan tata Kelola digital. “Industri fintech memiliki tantangan yang sangat besar dari segi keamanan digital guna menjaga digital trust dari pengguna, untuk itu teknologi yang digunakan oleh setiap pemain industri diharapkan memiliki kemampuan untuk membaca dari potensi cyber attack sehingga dapat menimalisir kemungkinan terburuk yang akan terjadi.”

Kominfo menambahkan ekonomi digital hanya dapat terwujud lewat kesiapan infrastruktur yang baik, juga penyiapan kapitalisasi sumber daya manusia (SDM) melalui program literasi keuangan yang fokus kepada digital safety, digital ethic, dan digital skills guna meningkatkan digital talent yang handal, kata Ketua Tim Ekosistem Startups Digital Kominfo, Sonny Hendra Sudaryana.

sumber : https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/39846/indonesia-rugi-rp14-000-an-triliun-akibat-kejahatan-siber/2

 

 

Comments